REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tentang potensi lonjakan kasus Covid-19 di Eropa. Selama 10 pekan terakhir, angka infeksi di Benua Biru telah menurun. Namun, kini ada penyebaran varian Delta.
Kapala WHO untuk Eropa Hans Kluge mengungkapkan, pekan lalu kasus baru Covid-19 di Eropa naik 10 persen. Hal itu terjadi karena adanya peningkatan perjalanan, pertemuan, dan pelonggaran pembatasan sosial.
“Ini terjadi dalam konteks situasi yang berkembang pesat. Varian baru yang menjadi perhatian, Delta, dan di wilayah, di mana meskipun ada upaya luar biasa oleh negara-negara anggota, jutaan (orang) tetap tidak divaksinasi,” kata Kluge pada Kamis (1/7).
Oleh sebab itu, Kluge mengimbau penduduk Eropa agar tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. “Akan ada gelombang baru di kawasan WHO Eropa, kecuali kita tetap disiplin,” ucapnya.
Uni Eropa resmi memberlakukan kembali perjalanan bebas lintas-batas antara negara-negara anggotanya pada Kamis (1/7). Namun ada aturan baru, yaitu warga Benua Biru harus membawa sertifikat, baik digital maupun fisik, yang mencakup informasi tentang vaksinasi, tes, atau telah pulih dari Covid-19.
Sertifikat tersebut dikenal dengan European Union Digital Covid Certificate (EUDCC). Sertifikat tersebut resmi, gratis, dan harus diakui 27 negara anggota Uni Eropa serta Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia.
EUDCC berlaku dalam tiga situasi, pertama membuktikan apakah seseorang telah divaksinasi Covid-19. Kedua apakah mereka memiliki tes negatif baru-baru ini. Ketiga, apakah individu terkait dianggap imun setelah pernah terinfeksi Covid-19. Untuk yang terakhir, bukti tes PCR yang menunjukkan hasil positif diperlukan.