Kamis 01 Jul 2021 19:30 WIB

Transformasi Wakaf Nasional Butuh Nazhir yang Kompeten

Para nazhir distandarisasi dengan uji kompetensi agar mereka semakin amanah.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Direktur Keuangan Inklusif Syariah Dana Sosial Keagamaan dan Keuangan Mikro Syariah KNKS Ahmad Juwaini
Foto: KNKS
Direktur Keuangan Inklusif Syariah Dana Sosial Keagamaan dan Keuangan Mikro Syariah KNKS Ahmad Juwaini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNKS), Ahmad Juwaini, mengatakan instrumen wakaf dan dana sosial Islam lainnya memiliki potensi yang besar dalam menjawab kondisi sosial dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia dengan melakukan transformasi pengelolaan wakaf nasional. Transformasi wakaf nasional memerlukan nazhir atau penerima dan pengelola wakaf yang kompeten serta berkualitas.

"Para nazhir distandarisasi dengan uji kompetensi agar mereka semakin amanah dan profesional sehingga mendapatkan kepercayaan dari para wakif khususnya kompetensi di bidang pengelolaan investasi," kata Ahmad saat peluncuran aplikasi e-services pendaftaran nazhir Badan Wakaf Indonesia (BWI), Kamis (1/7).

Baca Juga

Ia mengatakan, para nazhir harus bekerjasama dengan lembaga keuangan syariah dan perusahaan pengelola investasi dalam mengelola wakaf uang. BWI juga harus terus melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para nazhir tersebut. 

"Sangat penting pada saat ini dalam pengelolaan wakaf uang kita melakukan proses digitalisasi wakaf dalam rangka memudahkan mempercepat dan meningkatkan ketepatan layanan wakaf sekaligus untuk mempercepat terjadinya integrasi data wakaf dalam mempercepat terwujudnya pusat data wakaf nasional," jelasnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement