REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) mengatakan Washington mengakhiri program mengirim mahasiswa Kamboja ke akademi militer papan atas AS. Keputusan terbaru yang menandakan merenggangnya hubungan kedua negara.
AS semakin khawatir dengan meningkatnya kehadiran China di Kamboja yang kini itu menjadi salah satu sekutu terpenting Beijing di Asia Tenggara. Juru bicara Kedutaan Besar AS Arend Zwartjes mengatakan keputusan mengakhiri program ini diambil usai Kamboja mengakhiri kerja sama militer di sejumlah bidang.
"Menyusul langkah Kamboja membatasi kerjasama bilateral tradisional yang melibatkan militer di sejumlah bidang, negara itu kehilangan kelayakan untuk program akademi dinas militer AS," kata Zwartjes pada Voice of America (VoA) Kamis (1/7).
Namun, Zwartjes mengatakan mahasiswa Kamboja yang saat ini masih belajar di akademi militer AS diizinkan menyelesaikan program strata satu mereka. "Amerika Serikat mendorong pemerintah Kamboja untuk membantu sisi biaya kuliah para mahasiswa ," kata Zwartjes.
Beberapa dekade terakhir sejumlah anggota elit masyarakat Kamboja lulus dari akademi militer prestisius AS di West Point. Salah satunya Hun Manet, putra sulung Perdana Menteri Hun Sen. Hun Manet saat ini deputi komandan dan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Kamboja (RCAF).
Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja Chhum Socheat belum menanggapi permintaan komentar mengenai isu ini. Begitu pula juru bicara pemerintah Phay Siphan.