REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bersiap melonggarkan pembatasan sosial Covid-19 di negaranya. Panduan tentang jarak sosial, pemakaian masker, dan bekerja dari rumah bakal diterbitkan seiring dengan penerapan langkah terbaru.
Johnson, dalam pernyataan yang dirilis kantornya pada Senin (5/7), memuji keberhasilan program vaksinasi. Menurutnya, hal itu membantu negaranya untuk keluar dari pembatasan sosial terketat yang pernah diterapkan dalam masa damai Inggris. “Tapi saya harus menekankan bahwa pandemi belum berakhir dan kasus akan terus meningkat selama beberapa pekan mendatang,” kata Johnson.
Menurutnya, masyarakat memang harus beradaptasi untuk hidup berdampingan dengan Covid-19. Hal demikian turut dilakukan terhadap flu. “Ketika kita mulai belajar hidup dengan virus ini, semua harus terus mengelola risiko dari Covid dengan hati-hati dan menerapkan penilaian saat menjalani hidup kita,” ujar Johnson.
Pada Ahad (4/7) lalu, Menteri Perumahan Inggris Robert Jenrick mengungkapkan pemakaian masker tak lagi wajib setelah langkah terakhir dalam pelonggaran karantina. “Kami akan lebih banyak beralih ke pendekatan di mana ada panduan, tapi Anda mengambil tanggung jawab pribadi tentang apa yang benar dilakukan untuk melindungi diri sendiri serta orang lain,” ucapnya.
Kasus Covid-19 di Inggris meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Varian Covid-19 Delta memiliki peran signifikan atas peningkatan tersebut. Inggris telah menunda pelonggaran pembatasan sosial selama empat pekan. Hal itu guna memungkinkan lebih banyak warga divaksinasi.
Data dari Public Health England menunjukkan, vaksin efektif dalam mencegah penyakit parah dan rawat inap yang disebabkan varian Delta. Sejauh ini Inggris telah mencatatkan 4,9 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 128 ribu jiwa.