Senin 05 Jul 2021 16:57 WIB

Petugas Dinkes Kota Tasik Meninggal Akibat Reinfeksi Covid

Kasus reinfeksi Covid-19 bukan hanya terjadi satu kali di Kota Tasikmalaya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Suasana di IGD RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, Kamis (24/6). Sejumlah ambulans yang membawa pasien Covid-19 mengantre untuk mengantarkan pasien masuk ruang isolasi.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Suasana di IGD RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, Kamis (24/6). Sejumlah ambulans yang membawa pasien Covid-19 mengantre untuk mengantarkan pasien masuk ruang isolasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, Cucu Suryani, meninggal dunia akibat terpapar Covid-19, Senin (5/7). Almarhumah diketahui terpapar Covid-19 untuk kedua kalinya atau reinfeksi.

Kepala Bidang Pencehanan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, almarhumah meninggal saat mendapatkan perawatan di RSUD dr Soekardjo. Kondisinya disebut terus menurun setelah tereinfeksi Covid-19.

"Beliau tereinfeksi, karena sebelumnya pernah terkonfirmasi," kata dia saat dihubungi Republika, Senin (5/7).

Asep menjelaskan, sebelumnya almarhumah baru menerina vaksinasi satu dosis. Dosis kedua belum dilakukan lantaran masih menunggu waktu. Pelaksanaan vaksinasi baru dilakukan kepada yang bersangkutan lantatan sebelumnya pernah terkonfirmasi positif Covid-19.

"Jadi kan harus tunggu tiga bulan," kata dia.

Menurut Asep, berdasarkan laporan diterima, penularan terhadap yang bersangkutan berawal dari cucunya yang sakit. Setelah diperiksa, ternyata terkonfirmasi positif Covid-19.

"Lalu dilakukan tracing, beliau juga positif. Langsung dievakuasi RS Dewi Sartika," kata dia.

Ia menambahkan, setelah menjalani isolasi di RS Dewi Sartika, kondisi almarhumah terus menurun. Alhasil, almarhumah dirujuk ke RSUD dr Soekardjo. Setelah dua hari dirawat di RSUD dr Soekardjo, kondisinya tak juga membaik. Akhirnya, yang bersangkutan ditempatkan di ruangan bertekanan negatif khusus isolasi pasien Covid-19.

"Namun tak bertahan lama dan meninggal," katanya.

Asep menjelaskan, kasus reinfeksi Covid-19 bukan hanya terjadi satu kali di Kota Tasikmalaya. Ia menyebutkan, beberapa tenaga kesehatan (nakes) juga pernah tereinfeksi Covid-19. Namun, ia mengaku tak memiliki datanya.

"Kejadiannya ada beberapa, tapi data riilnya harus dijelajah lagi," kata dia.

Menurut dia, rata-rata nakes yang tereinfeksi Covid-19 sudah menjalani vaksinasi. Namun, ia menambahkan, tak semua kasus tereinfeksi menjadi lebih parah. Asep mengatakan, tingkat keparahan saat seseorang tereinfeksi Covid-19 itu tergantung fisik orang tersebut. Sebab, kondisi setiap orang berbeda-beda dalam merespon virus yang masuk.

"Kemungkinan faktor lelah, bisa membuat daya tahan tubuh turun," kata dia.

Ia menyebutkan, berdasarkan penelitian, pelaksanaan vaksinasi melindungi sampai 98 persen. Namun, ketika kondisi seseorang tersebut memiliki komorbid yang sudah berat, lansia, atau faktor lainnya, ada kemungkinan kondisinya buruk saat terpapar Covif-19.

"Secara fisik mereka sudah berat, ditambah lagi Covid-19, meski sudah divaksin, tak bisa mengcounter itu," kata dia.

Tak hanya di Kota Tasikmalaya, di Kabupaten Garut juga terdapat sejumlah nakes yang tereinfeksi Covid-19. Sebelumnya, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, terdapat cukup nanyak nakes yang tereinfeksi Covid-19. Ia menyebutkan, sudah sekitar 10 orang nakes yang dua kali terpapar Covid-19.

"Mereka sudah semua divaksin. Ketika tereinfeksi, rata-rata kondisinya hampir sama dengan ketika pertama terpapar," kata dia saat dihubungi Republika, Jumat (2/7).

Leli menyebutkan, nakes yang terpapar Covid-19 untuk kedua kalinya umumnya disertai dengan gejala seperti demam dan lainnya. Namun nakes yang terpapar Covid-19 rata-rata bergejala.

"Karena mungkin memang juga kondisinya kelelahan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement