REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen Borneo FC memutuskan meliburkan pemainnya selama beberapa waktu agar bisa berkumpul bersama keluarga bagi yang tinggal di Kalimantan Timur, sembari melupakan kekecewaan ditundanya kompetisi Liga 1. Manajer Tim Borneo FC Farid Abubakar, dikutip dari laman resmi klub, Senin (5/7), mengakui manajemen pun memberikan suntikan motivasi agar pemain tak terlalu kecewa dan meliburkan pemain untuk beberapa hari.
"Jadi, pemain asal Samarinda atau Kaltim bisa pulang ke rumah untuk bertemu keluarganya. Untuk pemain luar Kaltim, setidaknya mereka bisa melupakan sejenak soal sepak bola dan kompetisi yang tertunda dengan bersantai," kata Farid.
Namun, kata dia, santai di sini bukan berarti tak latihan sama sekali. Rutinitas latihan pemain tetap jalan, tapi porsinya berkurang.
Untuk pemain dari luar Kaltim dipastikan tak akan meninggalkan Samarinda, terlebih mereka yang berasal dari Pulau Jawa. Selain pandemi sedang tinggi-tingginya di Jawa, libur diberikan juga tak lama, terhitung pemain diliburkan mulai Jumat (2/7) hingga Selasa (6/7). Menurut Farid, libur diberikan singkat karena hanya sekadar untuk meningkatkan kembali rasa percaya diri pemain setelah kompetisi ditunda.
Penundaan kompetisi, diakuinya, sudah pasti berdampak pada sisi psikologis para pemain di Liga 1. Termasuk juga para pemain Borneo FC yang turut merasakan kekecewaan karena mereka sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari.
Di sisi lain, kata dia, mungkin ada tim yang mendapatkan keuntungan dari penundaan tersebut karena mereka punya waktu persiapan lebih panjang. Farid berharap kompetisi benar-benar bisa dijalankan pada akhir Juli ini. Sebab dari informasi terakhir yang diterima pihak Borneo FC, penundaan tak sampai berlangsung lebih dari sebulan.
"Dan yang pasti kita semua berharap pandemi di Indonesia ini cepat mereda dan sirna. Sebab banyak sekali yang terdampak, termasuk di sepak bola," kata dia.