Jumat 09 Jul 2021 07:07 WIB

Biden Umumkan Penarikan Pasukan AS di Afghanistan DIpercepat

Operasi militer AS di Afghanistan akan resmi berakhir pada 31 Agusutus.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS Joe Biden.
Foto: EPA-EFE/SHAWN THEW
Presiden AS Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Kamis (7/7) mengatakan, operasi militer AS di Afghanistan akan berakhir pada 31 Agustus. Dia menginginkan para pemimpin Afghanistan bergerak untuk menentukan nasib sendiri.

"Kami tidak pergi ke Afghanistan untuk membangun bangsa. Para pemimpin Afghanistan harus bersatu dan bergerak menuju masa depan," kata Biden dalam pidato dari Ruang Timur Gedung Putih.

Baca Juga

Rencana penarikan pasukan AS muncul setelah pemerintahan mantan presiden Donald Trump merundingkan kesepakatan dengan Taliban untuk mengakhiri misi militer Paman Sam pada 1 Mei. Biden sebagai pengganti Trump lalu mengumumkan pasukan AS akan keluar pada peringatan 20 tahun serangan 11 September 2001 serangan.

Dengan mundurnya pasukan AS dan NATO dengan cepat dalam seminggu terakhir, ada spekulasi yang berkembang bahwa operasi tempur AS telah berakhir secara efektif. Namun, dengan menetapkan 31 Agustus sebagai tanggal penarikan, pemerintah menyetujui kenyataan bahwa perang panjang sedang dalam fase terakhirnya.

Pemerintah belum menyelesaikan pembicaraan dengan Turki mengenai pengaturan untuk menjaga keamanan di bandara Kabul. Washington masih menyusun rincian untuk kemungkinan evakuasi ribuan warga Kabul yang membantu operasi militer negara itu.  

Biden menolak gagasan bahwa misi AS telah gagal, tetapi juga mencatat bahwa tetap tidak mungkin pemerintah akan mengendalikan seluruh Afghanistan setelah pergi. Dia mendesak pemerintah Afghanistan dan Taliban untuk mencapai kesepakatan damai.

"Berapa banyak lagi, berapa ribu lagi anak perempuan dan laki-laki Amerika yang bersedia Anda pertaruhkan?” ujar Biden kepada pihak yang menyerukan AS untuk memperpanjang operasi militer.

Biden menyatakan, tidak akan mengirim generasi AS lainnya untuk berperang di Afghanistan. Dia melihat konflik itu tanpa harapan yang masuk akal untuk mencapai hasil yang berbeda.

Menurut Biden, memperpanjang keterlibatan militer AS justru akan menyebabkan eskalasi serangan terhadap pasukan AS dan sekutu NATO. “Taliban akan kembali mulai menargetkan pasukan kami,” kata Biden.

Status quo bukanlah pilihan. Tetap tinggal berarti pasukan AS mengambil korban. pria dan wanita Amerika. Kembali di tengah perang saudara. Dan kami akan menghadapi risiko harus mengirim lebih banyak pasukan kembali ke Afghanistan untuk mempertahankan sisa pasukan kami." ujar presiden AS itu.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement