REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Jawa Barat, mengawasi secara ketat pendistribusian tabung oksigen untuk kebutuhan medis guna menghindari kelangkaan di tengah peningkatan pandemi Covid-19 saat ini.
Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan di Kota Bandung ada sebanyak 28 agen distribusi tabung oksigen. Menurut dia, mereka telah diminta mendistribusikan untuk kebutuhan medis, baik ke rumah sakit maupun ke pasien Covid-19 secara langsung.
"Disepakati warga cukup datang ke agen yang ada di Bandung. Agen juga punya kerja sama dengan RS. Dia ada daftar pasien warga yang isoman. Harus ketat karena pasokan terbatas," katanya.
Elly mengatakan produksi oksigen di Kota Bandung saat ini mencapai 22.800-25.800 meter kubik per hari, sehingga dipastikan pasokannya aman. Dia tak menampik bahwa sebelumnya Kota Bandung mengalami kelangkaan tabung oksigen. Hal tersebut, kata dia, disebabkan oleh adanya hambatan di tempat produksi asal.
Elly menjelaskan terdapat tiga perusahaan yang memberikan pasokan tabung oksigen ke Kota Bandung yaitu PT Samator Cibitung Bekasi, PT Linde Cilegon Banten, dan PT Iwatani Industrial Gas Indonesia Karawang.
Sedangkan, stasiun pengisian oksigen di Kota Bandung ada lima, yakni PT Aneka Gas Industri (AGI) yang memproduksi 7.000-8.000 meter kubik setara 1.100 tabung medis yang isinya enam meter kubik.
Kemudian, PT Samator Gas Industri (SGI) di Jalan Rumah Sakit dan PT Sari Angin di Jalan Sudirman mampu memproduksi 4.000-5.000 meter kubik. Lalu, PT Trijaya Gesesindo dapat memproduksi 2.400 meter kubik dan PT Sarana Prima Gasindo juga dapat memproduksi 2.400 meter kubik tabung oksigen.
"Sesuai arahan wali kota, filling station oxygen fokus ke rumah sakit dan puskesmas," kata dia.