Jumat 09 Jul 2021 19:53 WIB

Negara Asia Tenggara Alami Lonjakan Kasus Covid-19

Asia Tenggara mengalami rekor peningkatan kasus dan kematian akibat Covid-19

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Seorang petugas kesehatan yang mengenakan pakaian pelindung mendorong pasien Covid-19 ke tenda isolasi di luar rumah sakit di Manila, Filipina. Asia Tenggara mengalami rekor peningkatan kasus dan kematian akibat Covid-19. Ilustrasi.
Foto: AP/Aaron Favila
Seorang petugas kesehatan yang mengenakan pakaian pelindung mendorong pasien Covid-19 ke tenda isolasi di luar rumah sakit di Manila, Filipina. Asia Tenggara mengalami rekor peningkatan kasus dan kematian akibat Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Asia Tenggara mengalami rekor peningkatan kasus dan kematian akibat Covid-19 beberapa waktu belakangan. Kurangnya vaksin dan merebaknya varian Covid-19 baru yang sangat menular telah menggagalkan upaya penahan virus.

Tatkala negara-negara seperti Inggris, Jerman, dan Prancis bersiap untuk menghapus sebagian besar pembatasan, Asia Tenggara justru memperketat tindakan pembatasan. Pemerintah di negara-negara Asia Tenggara menargetkan pembatasan akan berpengaruh sebagai pemutus lonjakan dramatis dari virus corona.

Baca Juga

Indonesia termasuk negara paling parah mengalami lonjakan Covid-19 di kawasan Asia Tenggara. Indonesia melaporkan 38.391 kasus baru pada Kamis (8/7), enam kali lipat dari jumlah pada bulan sebelumnya. Jumlah kematian di Indonesia juga meningkat dua kali lipat dari awal Juli.

Rumah Sakit di pulau terpadat Jawa juga mengalami kekurangan oksigen dan pemakaman khusus Covid-19 hampir penuh di Jakarta. Dilansir Channel News Asia pada Jumat (9/7), Malaysia dan Thailand juga melaporkan rekor kematiannya pada Kamis (8/7) yang membuat pihak berwenang membatasi perjalanan.

Terminal baru di bandara ibu kota Thailand misalnya, tengah diubah menjadi rumah sakit lapangan berkapasitas 5.000 tempat tidur. Sementara di negara tetangganya, Myanmar, lebih dari 4000 kasus baru Covid-19 tercatat. Angka ini merupakan jumlah kasus tertinggi selama pandemi.

Kamboja telah melihat jumlah kasus dan kematian tertinggi dalam sembilan hari terakhir. Pakar kesehatan mengatakan tingkat pengujian yang rendah di negara-negara terpadat di kawasan itu, Indonesia dan Filipina, juga kemungkinan menyamarkan tingkat wabah sepenuhnya, sementara Myanmar telah mengalami kegagalan dalam pengujian sejak kudeta militer Februari.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement