Jumat 09 Jul 2021 23:51 WIB

LPEI Bantu Eksportir Tingkatkan Komoditas Unggulan

LPEI dan beberapa lembaga kembangkan desa devisa untuk tingkatkan komoditas ekspor

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank. Desa Devisa merupakan program pendampingan yang digagas LPEI berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas (community development)
Foto: http://www.indonesiaeximbank.go.id/
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank. Desa Devisa merupakan program pendampingan yang digagas LPEI berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas (community development)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan ekspor sebagai salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam mendatangkan devisa bagi negara perlu dikembangkan secara terintegrasi mulai dari sektor hulu hingga hilir.

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank yang merupakan Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan melaksanakan mandat untuk mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia melalui pembiayaan ekspor nasional dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, asuransi dan jasa konsultasi.

Sekretaris Perusahaan LPEI Agus Windiarto mengatakan kegiatan perdagangan merupakan salah satu indikator dari perekonomian suatu negara yang  perlu dikembangkan yang memiliki LPEI. Hal ini untuk mendorong pengembangan kapasitas pelaku usaha agar dapat meningkatkan daya saing melalui program jasa konsultasi, sehingga mampu melakukan ekspor secara mandiri dengan produk berkualitas internasional. 

“Desa Devisa merupakan program pendampingan yang digagas LPEI berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas (community development), Program Desa Devisa memberi kesempatan bagi wilayah yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor untuk mengembangkan potensi secara ekonomi, sosial dan lingkungan bagi kesejahteraan masyarakatnya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (9/7).

Pendampingan LPEI bersama beberapa lembaga yang berhubungan dengan perdagangan, ekspor, budidaya pertanian serta akses pembiayaan membuka peluang keberhasilan yang optimal. Adapun wilayah yang berpotensi untuk diberikan pendampingan dalam kegiatan Community Development akan dianalisa menggunakan key indicators dalam rangka klasifikasi kriteria dan parameter untuk mengukur kebutuhan dalam pengembangan menjadi Desa Devisa.

Bersama Institut Pertanian Bogor yang merupakan salah satu anggota dari University Network for Indonesia Export Development (UNIED), LPEI mengkaji indikator untuk mengembangkan sebuah desa menjadi Desa Devisa, dengan mempertimbangkan sejumlah aspek yaitu produk, konsistensi dan keberlanjutan produksi, pemberdayaan masyarakat dan koordinasi antar pemangku kepentingan, produsen dan manajerial, infrastruktur dan sarana penunjang lain.

Program Desa Devisa selain meningkatkan kapasitas masyarakat daerah dan mengembangkan komoditas unggulan desa, program ini juga mendorong partisipasi masyarakat desa dalam rantai pasokan ekspor global baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat menghasilkan devisa dan berkontribusi kepada negara melalui kegiatan ekspor. 

Saat ini LPEI telah berhasil membentuk dua Desa Devisa yaitu Desa Devisa Kakao di Jembrana, Bali dengan komoditas unggulan berupa biji kakao yang difermentasi dan Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta dengan produk kerajinan ramah lingkungan. Kedua Desa Devisa telah mendapatkan beragam pelatihan dan pendampingan secara berkesinambungan untuk peningkatan kualitas produknya, kapasitas produksinya, peningkatan SDM dan juga untuk mendapatkan sertifikasi guna meningkatkan harga jual.

Pada 2019, Desa Nusasari yang berlokasi di Jembrana, Bali menjadi

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement