Ahad 11 Jul 2021 00:55 WIB

Anies Ibaratkan Vaksinasi Covid Seperti Piala Eropa

Anies mendorong masyarakat untuk menjadi sosok pengumpan vaksinasi.

Rep: Flori Anastasia Sidebang/ Red: Reiny Dwinanda
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak masyarakat untuk mendorong warga agar ikut vaksinasi Covid-19.
Foto:

 

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti pun menyampaikan hal serupa. Ia meminta masyarakat untuk tidak ragu mengikuti program vaksinasi Covid-19.

 

"Saat ini sudah tersedia vaksin dalam jumlah yang cukup di DKI Jakarta. Jangan ragu, silakan mencari sentra vaksin terdekat. Bisa memakai aplikasi JAKI, atau menghubungi puskesmas, kantor kelurahan setempat. Ayo, kita ajak vaksin," ucap Widyastuti. 

 

Selain mengajak masyarakat untuk mendapat suntikan vaksin, Widyastuti juga kembali mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin melakukan protokol kesehatan pencegahan penularan virus corona, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas (5M). Sebab, dalam penanganan pandemi Covid-19 ini memerlukan keterlibatan dari pemerintah dan warga. 

 

"Saat ini kita terus menerus bersama-sama untuk menegakan 5M. Tentu tidak cukup hanya peran dari pemerintah saja, tetapi bagaimana segenap warga masyarakat untuk selalu mengajak, mengimbau bersama-sama melaksanakan 5M," kata dia. 

 

Sebelumnya, epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono mengatakan, pihaknya bersama beberapa lembaga terkait melakukan survei serologi untuk mengukur proporsi warga DKI Jakarta yang memiliki antibodi terhadap Covid-19. Berdasarkan hasil survei tersebut, Pandu mengungkapkan, hampir separuh penduduk Ibu Kota pernah terinfeksi Covid-19.

 

Survei serologi ini berbasis populasi dengan metode sampling yang dilakukan pada kurun waktu 15-31 Maret 2021. Survei dilaksanakan di 100 kelurahan di enam wilayah Kota/Kabupaten Administrasi Jakarta.

 

"Ternyata, dari hasil studi hampir separuh penduduk Jakarta pernah terinfeksi, itu angkanya 44,5 persen. Artinya bahwa ini cukup besar karena Jakarta memang epicenter dari pandemi dan menjadi kontributor terbesar dari negara Republik Indonesia ini," kata Pandu dalam diskusi virtual, Sabtu (10/7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement