Ahad 11 Jul 2021 18:34 WIB

Dampak Buruk Jadi Alasan Orang Tua tak Setuju Vaksinasi Anak

P2G meminta sekolah-sekolah proaktif berkoordinasi dengan lembaga terkait.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ratna Puspita
Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) merilis hasil survei yang menunjukkan, 23,5 persen orang tua ragu-ragu dan 13,2 persen orang tua tidak setuju terhadap vaksinasi Covid-19 untuk anak. Alasan terbesarnya, orang tua khawatir anaknya mengalami dampak buruk setelah divaksinasi. (Foto Ilustrasi: Petugas kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 untuk anak)
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) merilis hasil survei yang menunjukkan, 23,5 persen orang tua ragu-ragu dan 13,2 persen orang tua tidak setuju terhadap vaksinasi Covid-19 untuk anak. Alasan terbesarnya, orang tua khawatir anaknya mengalami dampak buruk setelah divaksinasi. (Foto Ilustrasi: Petugas kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 untuk anak)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) merilis hasil survei yang menunjukkan, 23,5 persen orang tua ragu-ragu dan 13,2 persen orang tua tidak setuju terhadap vaksinasi Covid-19 untuk anak. Alasan terbesarnya, orang tua khawatir anaknya mengalami dampak buruk setelah divaksinasi. 

"Alasan tertingginya, yang pertama, 72,5 persen (orang tua) khawatir berdampak buruk pada anak setelah divaksinasi," ujar Kepala Bidang Advokasi P2G, Iman Zanatul Haeri, dalam rilis survei secara daring, Ahad (11/7). 

Baca Juga

Alasan orang tua ragu-ragu dan tidak setuju terhadap vaksinasi Covid-19 untuk anak berikutnya antara lain, khawatir tujuan vaksinasi bukan untuk kesehatan (5,4 persen), khawatir vaksin tidak halal (4,2 persen), anak memiliki penyakit (5,2 persen), dan vaksin belum teruji (4 persen). Di sisi lain, memang 63,3 persen orang tua setuju atas pemberian vaksin Covid-19 untuk anak. 

Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim, mengatakan Kemenkes, Kemendikbudristek, Kemenag, pemerintah daerah, sekolah, wali kelas, dan media massa perlu melakukan sosialisasi dan edukasi manfaat vaksinasi anak kepada orang tua. Mulai dari prosedur teknis vaksinasi siswa, syaratnya, cara pendaftarannya, serta tempat vaksinasi. 

"Informasi tersebut harus disampaikan kepada orang tua secara jelas dan komprehensif," kata Satriwan.

P2G meminta sekolah-sekolah proaktif berkoordinasi dengan lembaga terkait seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan untuk penjadwalan vaksinasi siswa. Selain itu, pemerintah juga harus menjamin ketersediaan vaksin gratis bagi siswa, guru, dan tenaga pendidikan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement