REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Irak telah meminta Iran untuk menghormati hak-haknya di tengah sengketa air antara keduanya.
Baghdad menyalahkan Teheran karena mengubah aliran sungai yang mengalir ke Tigris dan Efrat, serta membangun bendungan yang bertentangan dengan hukum internasional.
"Iran belum menunjukkan respons [positif] dan masih memutus aliran air dari Sungai Sirwan, Karun, Karkheh, dan Alwand, sehingga penduduk Diyala [provinsi di Irak timur] yang mengandalkan air yang berasal dari Iran terdampak,” kata Menteri Sumber Daya Air Mahdi Rashid al-Hamdani.
Al-Hamdani pun mengancam bahwa Irak akan mengadukan Iran ke badan-badan PBB atas kegagalan Teheran untuk bekerja sama dengan Baghdad dalam mengatur hak-hak airnya.
Bulan lalu, Irak mengatakan Turki telah melepaskan lebih banyak air ke sungai Tigris dan Eufrat untuk membantu Irak mengatasi krisis airnya. Irak sangat bergantung pada sungai Tigris dan Eufrat, yang menyumbang lebih dari 90 persen air tawar di negara itu.
Di musim panas, Iran menutup sebagian besar aliran anak sungai Tigris, yang memutus aliran air di Sungai Diyala sehingga menyebabkan krisis air besar di Provinsi Diyala.
*Ahmed Asmar turut berkontribusi dalam laporan ini dari Ankara