Rabu 14 Jul 2021 05:06 WIB

Penjelasan Ulama Mesir Soal Begadang

Kurang tidur berdampak negatif pada tubuh.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Penjelasan Ulama Mesir Soal Begadang
Foto: MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA
Penjelasan Ulama Mesir Soal Begadang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan mufti Mesir dan anggota Dewan Ulama Senior Mesir Syekh Ali Jum'ah mendapat pertanyaan soal kurang tidur yang berdampak negatif pada tubuh. Penanya mengaitkan hal itu dengan ajaran para sufi.

"Dari studi medis saya, kurang tidur berdampak negatif pada tubuh dan meningkatkan hormon stres dan menambah berat badan. Apakah ini sesuai dengan ajaran para guru sufi?" kata penanya, dilansir dari laman Masrawy.

Baca Juga

Syekh Ali menjelaskan keadaan terjaga pada malam hari atau bangun pada malam hari untuk beribadah, yang merujuk pada kalangan sufi, bersifat alami tanpa melalui proses latihan. Artinya, keadaan tubuh yang terjaga, yang mereka rasakan, itu bersifat alami karena telah melewati proses pembiasaan diri secara perlahan.

Syekh Ali kemudian mengutip Surah Al-Muzzammil. Allah SWT berfirman, "Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk sholat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan."

"Allah SWT telah menetapkan adanya pilihan bagi para hamba-Nya agar bisa menyusun program untuk membiasakan tubuh dengan keadaan terjaga. Jadi begadang adalah satu hal, dan kurang tidur adalah hal lain," kata Syekh Jum'ah.

Syekh Jum'ah juga mengatakan, karena tubuh memerlukan waktu delapan jam untuk tidur, maka waktu tidur yang bisa digunakan itu bisa dikurangi menjadi hanya enam jam atau empat jam. Secara bertahap, seseorang akan terbiasa dengan jam tidurnya itu.

"Ada perbedaan antara kurang tidur dan tidak tidur (begadang) bagi hamba yang bersimpuh memohon doa dan mendekatkan diri pada Allah, misalnya dengan membaca Alquran, berdzikir, sholat, dan ibadah lainnya," jelasnya.

Apalagi, Syekh Jum'ah melanjutkan, tidur itu bisa dilakukan di siang hari dan di pagi hari pada waktu dhuha. Dia menuturkan, banyak ulama yang terbiasa tidur siang hari. Tidur siang membuat tubuh lebih lembut dan aktif.

"Dan untuk membuat tubuh terjaga pada malam hari, diperlukan proses yang perlahan sehingga tubuh pun terbiasa. Jadi tidak ada salahnya (bangun malam untuk beribadah)," ucapnya.

Link artikel asli

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement