Kamis 15 Jul 2021 07:08 WIB

Hidup tak Usah Terlalu Dipikir Menurut Habib Novel Alaydrus

Habib Novel Alaydrus mengingatkan kuasa Allah SWT atas hidup hamba

Habib Novel Alaydrus mengingatkan kuasa Allah SWT atas hidup hamba. ilustrasi Allah SWT
Foto: republika
Habib Novel Alaydrus mengingatkan kuasa Allah SWT atas hidup hamba. ilustrasi Allah SWT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penceramah yang juga pimpinan Majelis Ar Raudhah Solo, Habib Novel Alaydrus, menyampaikan penjelasan tentang syarat pertama dalam hidup. 

Dia mengatakan, syarat tersebut sederhana, yaitu jangan banyak berpikir. "Pernah puyeng mikir kehidupan? Puyeng karena apa? Mikir. Karena mikir, maka jadi puyeng. Tanya sama polisi. Kasus kecelakaan di jalanan, itu mereka orang gila atau orang yang mikir? Anda ngebut, Anda tidak mikir, pasti selamat. Ngebut, mikir ragu-ragu, nabrak," kata dia, dikutip dari video ceramahnya pada kanal youtube santri weekend.

Baca Juga

Dalam ceramah tersebut, Habib Novel kembali memberikan perumpamaan sederhana. Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), itu hampir tidak pernah menjadi korban tabrakan. Sedangkan orang yang waras, itu justru banyak tertabrak saat menyeberang.

"(Kalau) orang gila menyeberang, hasilnya yang lain ngerem, menghindar, (sehingga) dia (ODGJ tadi) selamat, karena dia gak mikir. Hidup jangan mikir, kenapa? Karena sudah dipikirkan Allah Yang Mahamemikirkan," terangnya.

Lebih lanjut, Habib Novel memberi penjabaran yang lebih rinci tentang arti dari 'hidup jangan mikir'. Dia mencontohkan dirinya yang diundang untuk mengisi acara. Saat datang, dia mendapat berbagai suguhan. Hal ini karena dia diundang.

Termasuk juga para hadirin yang mendatangi acara ceramah itu. Mereka tentu diberi berbagai suguhan, misalnya diberi kursi untuk duduk dan sebagainya. Lantas, siapa yang mengundang kita semua hingga berada di muka bumi?

"Siapa yang menempatkan kita di bumi? Yang meniupkan ruh jadi manusia, siapa? Yang mendatangkan kita ke bumi, siapa? Karena itu, Allah jamin nggak kehidupan kita di muka bumi? Lalu mengapa Anda masih mikir dan ragu?," kata Habib Novel. Allah SWT berfirman: 

 وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ "Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS Hud ayat 6)

"Jangan dipikirin, jalani saja hidup ini. Allah sudah siapkan semuanya. Kita nggak usah mikir. Kalau kita mikir, jadinya nggak bagus," jelasnya.

Contohnya, jika Habib Novel banyak bertanya ketika diundang untuk menghadiri suatu majelis. Misalnya, bertanya apakah nanti disuguhi makanan atau minuman, teh, kopi, atau yang lainnya, saat datang berceramah di acara itu.

"Saya dianggap nggak benea, karena meragukan yang mengundang. Nggak tahu diri. Itu baru kepada beliau (manusia). Kalau kepada Allah ? Ya Allah besok mau makan apa? Bayar SPP gimana ya Allah? Kan Aku (Allah SWT) sudah bilang, 'Wa maa min daabbatin fil ardhi illa 'alallahi rizquha'. Sudah Aku jamin, ngapain kamu meragukan-Ku. Kalau masih ragu, silakan mumet, akhirnya Allah marah, ya sudah nggak usah kasih kopi, nggak usah kasih teh, mikir dewe (pikir sendiri)," kata dia menjelaskan sambil berkelakar.    

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement