REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pihak berwenang Mesir telah menangkap seorang laki-laki yang menyebut dirinya seorang mesias Islam dan menggunakan media sosial untuk mendapatkan pengikut. Sumber media di Mesir mengatakan bahwa laki-laki tersebut, bernama Mohammed Habash. Dia membuat beberapa unggahan di media sosial untuk mencoba mendapatkan pengikut.
Dia mengklaim bahwa para pembantu Dajjal yang setara dengan Dajjal, mengikutinya dan mencegahnya dari menyebarkan Islam kepada orang lain. Habbash juga mengatakan bahwa dia berjalan atas perintah Tuhan dan menerima perintah dari-Nya.
Habash akhirnya ditangkap di Kota Qutour di provinsi Gharbiyah utara Kairo pada hari Senin. Surat kabar Mesir, Al-Ahram melaporkan bahwa pihak berwenang menahannya karena menyebarkan keyakinan palsu tentang agama Islam, dan mengklaim bahwa dia adalah Mahdi yang dijanjikan melalui media sosial.
Dilansir dari Alaraby, Kamis (15/7) sebuah sumber keamanan Mesir mengatakan bahwa Habash telah memasang tanda di pintu rumahnya empat bulan lalu yang bertuliskan "Rumah Mahdi yang Dijanjikan" dengan nomor teleponnya.
Pada Selasa, surat kabar Mesir Youm7 melaporkan bahwa keluarga Habash telah menurunkan dan menghancurkan tanda tersebut. Habash juga sebelumnya mengunggah video yang mengatakan bahwa "selama Dajjal ada, perlu ada Mahdi yang dijanjikan."
Beberapa Muslim menganggap Dajjal sebagai sosok metaforis, bukan literal, yang mengaitkannya dengan berbagai kejahatan di masyarakat. Ada berbagai keyakinan tentang Mahdi, tetapi kebanyakan Muslim menganggapnya sebagai sosok yang diilhami oleh Tuhan yang akan berperang melawan Dajjal sebelum kedatangan Isa Almasih.
Pihak berwenang Mesir telah memerintahkan agar Habash ditahan selama empat hari sambil menunggu penyelidikan.
Selama sejarah Islam modern dan abad pertengahan, banyak orang mengaku sebagai Mahdi. Pada Mei lalu, pihak berwenang Mesir menangkap seorang pria yang membuat klaim serupa dan pada 2017 orang lain dipenjara selama dua tahun setelah mengatakan dia adalah Mahdi.