REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan pada Kamis bahwa koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) yang juga mencakup Jerman tidak dapat membangun sebuah negara di Afghanistan setelah perang selama 20 tahun.
Pernyataan Merkel disampaikan dalam konferensi pers bersama dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih.
Penarikan AS dari Afghanistan diharapkan akan selesai pada akhir Agustus. Proses tersebut telah mencapai 95 persen, kata pejabat militer AS awal pekan ini.
"Selama bertahun-tahun, kami telah memberi bantuan bersama di Afghanistan. Kami telah mampu menahan, sampai tingkat tertentu, bahaya teroris, tetapi sayangnya kami belum mampu membangun sebuah negara seperti yang kami inginkan," kata Merkel.
Jerman memiliki "kemitraan yang baik" dengan Amerika Serikat, dan terjadi "kontak yang sangat baik" antara pasukan Jerman dan AS, tambah Merkel.
Bersamaan dengan penarikan AS yang hampir selesai, Berlin telah menarik tentara terakhir yang tersisa di Afghanistan pada akhir bulan lalu setelah hampir dua dekade beroperasi, sekaligus mengakhiri operasi militer paling mematikan sejak Perang Dunia II.
Berlin memiliki kontingen pasukan terbesar kedua di Afghanistan setelah AS, dengan sekitar 160 ribu tentara dilaporkan dikerahkan selama dua dekade terakhir.
Sebanyak 59 tentara Jerman tewas di Afghanistan, termasuk 35 orang dalam operasi tempur. Misi militer di Afghanistan menghabiskan dana, yang dianggap merugikan pembayar pajak Jerman, sekitar €12,5 miliar (USD14,8 miliar).
Pada hari Rabu, Jerman menyuarakan dukungan kuat kepada pemerintah Afghanistan yang sedang berperang dengan gerilyawan Taliban ketika gerilyawan itu menguasai lebih banyak wilayah di Afghanistan.
“Kami tetap teguh di pihak Pemerintah Afghanistan. Kami setuju dengan komunitas internasional bahwa kami mendukung pemerintah [Afghanistan] dan presiden,” kata Rainer Breul, juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, pada konferensi pers pekanan di Berlin.