Ahad 18 Jul 2021 07:36 WIB

Legislator Pertanyakan Sisa Dosis Vaksin yang Belum Terserap

Dari 137 juta dosis vaksin Covid-19, jumlah yang digunakan baru 54 juta dosis. 

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Sekretaris Fraksi PPP DPR Achmad Baidowi.
Foto: Antara
Sekretaris Fraksi PPP DPR Achmad Baidowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi, mempertanyakan sisa dosis vaksin Covid-19 yang sudah masuk ke Indonesia. Ia mengatakan, dari 137 juga dosis vaksin Covid-19 yang ada, jumlah yang digunakan baru 54 juta dosis. 

"Artinya, belum 50 persen. Sisa dosis yang ada masih menumpuk entah di mana? Ini harus dicarikan jalan keluarnya," kata Baidowi, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (17/6).

Baca Juga

Sementara itu, banyak daerah mengalami kehabisan stok vaksin sehingga hal tersebut menunjukkan fakta yang kontradiktif. "Masyarakat membutuhkan vaksin, sementara stok vaksin yang ada justru menumpuk tidak terserap," kata dia.

Anggota Komisi VI DPR RI tersebut menilai target 1 juta vaksin per hari yang dicanangkan pemerintah tidak berjalan mulus. Salah satunya disebabkan jumlah nakes dan relawan yang tidak memadai, birokrasi yang ribet, dan kendala pola distribusi lantaran tidak semua daerah memiliki tempat penyimpanan yang memadai. 

Di sisi lain masih ada masyarakat yang menolak vaksin akibat terpengaruh informasi hoax. Karena itu, ia mendesak pemerintah untuk mencari terobosan, dengan melibatkan tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, dan pejabat untuk  menyosialisasikan informasi yang benar tentang vaksin. 

"Sejauh ini pelibatan TNI/Polri sudah bagus dan akan lebih massif jika ada pelibatan kelompok-kelompok masyarakat termasuk juga anggota DPR  di dapil masing-masing untuk memfasilitasi masyarakat dalam  pelaksanaan vaksinasi, tentunya dengan standar yang ketat termasuk ketersediaan nakesnya," ucap ketua DPP PPP tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement