REPUBLIKA.CO.ID, KARIYA -- Denso merupakan salah satu produsen komponen otomotif terbesar di dunia. Pabrikan asal Jepang itu pun menghasilkan polusi karbon dioksida atau CO2 yang cukup besar dari seluruh proses produksi yang dilakukan.
Hal ini pun mendorong Denso untuk mencari cara dalam menekan emisi CO2. Dikutip dari Asahi pada Ahad (18/7), salah satu cara yang dilakukan Denso adalah dengan mengembangkan perangkat daur ulang CO2.
Lewat sistem yang dikembangkan ini, maka CO2 yang dihasilkan dari proses produksi komponen bisa dikonversi menjadi bahan bakar. Dengan begitu, Denso berharap bisa mewujudkan cita-citanya untuk menjadi carbon-free manufacturing industry.
Proses daur ulang ini dilakukan dengan melakukan kombinasi antara CO2 dan hidrogen. Proses ini pun kemudian menghasilkan metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Senior Executive Officer Denso, Yukihiro Shinohara mengatakan, pengembangan ini merupakan strategi Denso dalam menjadikan Denso sebagai carbon-neutral factory system. "Teknik yang kami kembangkan ini disebut dengan CO2 circulation technique," kata Yukihiro Shinohara.
Perangkat sirkulasi ini memiliki dimensi yang cukup besar yakni 8 x 12 x 4 meter. Selanjutnya Denso akan mencoba menghadirkan perangkat sirkulasi dalam dimensi yang lebi ringkas sehingga pemasanganya akan lebih mudah.
Setelah sukses menerapkan perangkat ini pada fasilitas produksi, Denso juga tertarik untuk mengembangkan perangkat serupa yang dapat diterapkan pada skala rumah tangga.
Artinya, perangkat itu nantinya didesain untuk dapat mengumpulkan CO2 yang ada di udara bebas. "Dengan mengembangkan teknologi ini sedini mungkin, kami akan membantu masyarakat untuk dapat hidup dengan cara yang lebih bersih dan nyaman,” ujarnya.