Selasa 20 Jul 2021 18:23 WIB

Khutbah Arafah: Muslim Harus Ikuti Ajaran Nabi Soal Pandemi

Nabi SAW menyarankan orang-orang tidak mengunjungi daerah di mana wabah menyebar.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Khutbah Arafah: Muslim Harus Ikuti Ajaran Nabi Soal Pandemi. Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Kementerian Haji dan Umrah Saudi menunjukkan jamaah haji, mengenakan masker pelindung wajah, berdoa di Jabal al-Rahmah (Bukit Rahmat) pada Hari Arafah, sebagai bagian dari ritual penting ziarah haji tahunan di kota tenda Arafat, Arab Saudi, 19 Juli 2021.
Foto: EPA-EFE/SAUDI HAJJ AND UMRAH MINISTRY
Khutbah Arafah: Muslim Harus Ikuti Ajaran Nabi Soal Pandemi. Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Kementerian Haji dan Umrah Saudi menunjukkan jamaah haji, mengenakan masker pelindung wajah, berdoa di Jabal al-Rahmah (Bukit Rahmat) pada Hari Arafah, sebagai bagian dari ritual penting ziarah haji tahunan di kota tenda Arafat, Arab Saudi, 19 Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, ARAFAH -- Dalam khutbah hajinya, Imam Masjidil Haram Syekh Bandar Bin Abdulaziz Balila menjelaskan Nabi Muhammad SAW telah memberi panduan terkait pandemi. Ajaran inilah yang disebutnya harus diikuti Umat Islam yang meneladani Rasulullah SAW.

“Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menyarankan orang-orang untuk tidak mengunjungi daerah di mana wabah telah menyebar. Dan juga orang-orang dari daerah yang terkena dampak untuk mengunjungi daerah lain,” kata Sheikh Bandar terkait pandemi dalam khutbahnya dilansir dari The News, Selasa (20/7).

Baca Juga

Syekh Bandar Muslim juga mendesak membangun kesetaraan dan menghilangkan permusuhan dan kebencian antara satu sama lain. Dia juga meminta semua orang untuk saling memaafkan karena Allah. Ia mengatakan haji adalah rukun Islam kelima dan mendesak mereka yang bisa melakukan kunjungan suci untuk menyelesaikannya.

Ribuan jamaah yang mengenakan masker berkumpul di Gunung Arafah untuk menebus dosa-dosa mereka, mengungkapkan harapan akan perdamaian dan berakhirnya pandemi Covid-19. Arab Saudi telah melarang jamaah dari luar negeri dan membatasi masuk dari dalam kerajaan dalam kondisi khusus untuk menjaga dari virus corona dan varian barunya.

Hanya 60 ribu warga dan penduduk Saudi, berusia 18 hingga 65 tahun yang telah sepenuhnya divaksinasi atau pulih dari virus dan tidak menderita penyakit kronis yang dipilih untuk ritual itu. Sebuah rukun Islam sekali seumur hidup bagi setiap Muslim yang berbadan sehat yang mampu melaksanakannya. 

“Ini adalah perasaan yang tak terlukiskan bahwa saya terpilih di antara jutaan orang untuk menghadiri haji. Saya berdoa kepada Tuhan untuk mengakhiri masa-masa sulit yang dialami seluruh dunia di bawah virus corona,” kata Ume Ahmed, seorang peziarah Palestina yang tinggal di ibu kota Saudi, Riyadh, dan telah kehilangan empat anggota keluarga karena virus tersebut.

Pada tahun-tahun sebelumnya, lebih dari dua juta jamaah haji biasa menutupi Jabal Rahmah di dataran Arafah, duduk berdekatan di tengah panasnya gurun kota Makkah, membawa payung dan kipas angin agar tetap sejuk saat suhu naik di atas 40 derajat Celsius. Jamaah mengenakan jubah putih yang menandakan keadaan suci, tapi juga harus menjaga jarak dan mengenakan masker di Arafah.  Seperti diketahui, Gunung Arafah juga tempat Nabi Muhammad (SAW) memberikan khutbah terakhirnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement