Rabu 21 Jul 2021 18:47 WIB

Polisi Bubarkan Massa Aksi Tolak PPKM Darurat di Bandung

Sebanyak 150 orang diamankan dari aksi tolak PPKM di Kota Bandung.

Aksi menolak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh massa gabungan pelajar, mahasiswa, pedagang dan ojol di Kawasan Balai Kota, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Rabu (21/7). Mereka berharap pemerintah segera menghentikan PPKM, karena kebijakan tersebut dianggap telah menyengsarakan rakyat.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Aksi menolak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh massa gabungan pelajar, mahasiswa, pedagang dan ojol di Kawasan Balai Kota, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Rabu (21/7). Mereka berharap pemerintah segera menghentikan PPKM, karena kebijakan tersebut dianggap telah menyengsarakan rakyat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Aparat dari Polrestabes Bandung melakukan pembubaran terhadap massa unjuk rasa di Balai Kota Bandung yang menolak adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di masa pandemi Covid-19. Kapolrestabes Bandung Kombes Polisi Ulung Sampurna Jaya mengatakan, dari pembubaran itu ada 150 orang diamankan.

"Di perempatan Jalan Sulanjana mereka melakukan penutupan jalan, dengan melakukan orasi, sehingga menjadi kemacetan panjang," kata Ulung di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/7).

Baca Juga

Ulung menjelaskan, awalnya massa melakukan aksi di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana. Ratusan massa aksi itu terdiri dari ojek online dan mahasiswa.

Namun, saat aksi berlangsung, menurut Ulung, ada kelompok lainnya yang juga turut bergabung. Ulung menduga kelompok yang bergabung tersebut bermaksud untuk menimbulkan gesekan atau gangguan keamanan.

Setelah itu, kelompok tersebut bergerak menuju arah Gedung Sate dengan melalui Jalan Ir H Djuanda, hingga ke Simpang Sulanjana-Diponegoro. Di titik tersebut massa melakukan penutupan jalan hingga sebabkan kemacetan.

Sebelumnya, Ulung menyebut massa juga melakukan perusakan tanaman di pinggir jalan. "Kita juga membubarkan mereka karena mereka tidak mematuhi protokol kesehatan, dan tidak memakai masker," kata Ulung.

Menurut Ulung, ratusan orang yang diamankan itu terdiri dari pemuda mulai dari Mahasiswa, siswa SMA, siswa SMP, dan pemuda lainnya yang putus sekolah.Setelah ratusan orang diamankan tersebut, Ulung mengatakan mulai menyelidiki siapa provokator yang menyebabkan massa aksi melakukan gangguan keamanan tersebut.

"Kita selidiki, akan kita lakukan penyelidikan. Siapa pembuat ajakan di medsos itu," ucap dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement