REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- The Matrix adalah salah satu film fiksi ilmiah paling berpengaruh. Memadukan pengaruh dari animasi, seni bela diri, agama, dan banyak hal lainnya, co-creator film The Matrix Lana dan Lilly Wachowski mmebuat "pecah" film aksi yang dirilis perdana pada 1990-an itu.
Mereka sukses membawa daya tarik yang hampir universal. Sekarang, gambar Neo yang membungkuk ke belakang untuk menghindari peluru, sama ikoniknya dengan Luke Skywalker yang mengemudikan X-Wing-nya. Meski begitu, The Matrix masih menyimpan misteri dan pesan yang belum terkuak oleh mata jeli para analis film. Khususnya pada akhir film yang diisi dengan tema-tema yang siap untuk didekodekan.
The Matrix adalah cerita tentang transformasi, bagaimana seorang pria bernama Thomas A Anderson berubah dari seorang programmer dan hacker menjadi Neo, harapan terakhir umat manusia saat dunia di ambang kehancuran.
Di permukaan film, cerita Neo adalah alegori religius agama, atau mungkin kata yang lebih tepatnya adalah iman. Hal tersebut memainkan peran besar dalam pengembangan plot film The Matrix dan karakter Neo. Neo mencari "Yang Esa" sepanjang hidupnya, karena dia percaya (terlepas dari skeptisisme orang lain) bahwa Yang Esa benar-benar merupakan harapan terakhir umat manusia melawan mesin.
Ketika Morpheus mengatakan kepada Neo bahwa dialah "Yang Esa", Neo bereaksi dengan tidak percaya. Namun, tahap akhir dari perkembangan karakternya datang ketika pandangannya mulai sejalan dengan pandangan Morpheus.
Dalam konfrontasi terakhirnya dengan Agen Smith, Neo menampilkan kemampuan yang tidak mungkin dilakukan orang lain. Neo secara spontan menghidupkan kembali dirinya sendiri setelah menderita luka tembak yang akan berakibat fatal bagi orang lain.
Meskipun entri terakhir trilogi The Matrix kontroversial, sulit untuk menyangkal bahwa Lana dan Lilly Wachowski melakukan pekerjaan baik dalam menjaga tema mereka tetap konsisten. Perjalanan transformatif Neo mungkin telah selesai pada akhir film pertama, tetapi Reloaded dan Revolutions terus mengeksplorasi tema-tema tersebut melalui karakter Agen Smith.
Demikian pula, aspek religius dari cerita The Matrix tetap tidak diabaikan. Secara harfiah, dia mati untuk membersihkan batu tulis Matrix dan memperbaiki kerusakan yang dilakukan oleh Smith yang merajalela. Dengan melakukan itu, dia berhasil memberikan jalan perdamaian bagi manusia dan mesin.
Dilansir di laman Cinema Blend beberapa waktu lalu, film The Matrix 4 dikabarkan akan mengambil latar 60 tahun setelah peristiwa The Matrix Revolutions. Sementara umat manusia tampaknya dibebaskan dalam trilogi itu, akan ada simulasi baru untuk Neo dan teman-temannya untuk bertarung.
Menurut sumber yang tidak disebutkan namanya, aktor Laurence Fishburne tidak akan kembali karena karakter Morpheus akan mati sebelum sekuel baru. Beberapa wajah lama akan tetap hadir di The Matrix 4 termasuk Keanu Reeves, Carrie-Anne Moss, dan Jada Pinkett Smith. Banyak pula karakter-karakter baru yang dimainkan oleh bintang-bintang terkenal di antaranya Neil Patrick Harris, Yahya Abdul-Mateen II, Cristina Ricci, Jonathan Groff, dan Priyanka Chopra. The Matrix 4 dijadwalkan tayang di bioskop AS pada 22 Desember.