Kamis 22 Jul 2021 15:18 WIB

Lebih dari 1,5 Juta Anak Kehilangan Orang Tua Akibat Covid

Jumlah orang tua yang meninggal akibat Covid-19 diperkirakan jauh lebih banyak.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Reiny Dwinanda
Warga berdoa di dekat pusara keluarganya di area pemakaman khusus Covid-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (15/7/2021). Jutaan anak menjadi yatim piatu setelah orang tua atau pengasuhnya meninggal akibat Covid-19. Berdasarkan data Worldometer, Indonesia resmi masuk empat besar kasus aktif COVID-19 terbanyak di seluruh dunia, pada Kamis (15/7/2021) kasus aktif di Indonesia mencapai 480.199 kasus, melampaui Rusia yang tercatat 457.250 kasus, Indonesia juga jauh melampaui India yang tercatat 432.011 kasus.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warga berdoa di dekat pusara keluarganya di area pemakaman khusus Covid-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (15/7/2021). Jutaan anak menjadi yatim piatu setelah orang tua atau pengasuhnya meninggal akibat Covid-19. Berdasarkan data Worldometer, Indonesia resmi masuk empat besar kasus aktif COVID-19 terbanyak di seluruh dunia, pada Kamis (15/7/2021) kasus aktif di Indonesia mencapai 480.199 kasus, melampaui Rusia yang tercatat 457.250 kasus, Indonesia juga jauh melampaui India yang tercatat 432.011 kasus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian internasional yang dipimpin oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengungkapkan, lebih dari 1,5 juta anak kehilangan orang tua atau wali karena infeksi virus penyebab Covid-19. Para peneliti pun mengingatkan pentingnya program vaksinasi secara cepat di seluruh negara.

"Studi kami menetapkan perkiraan minimum. Tragisnya, jumlah sebenarnya bisa menjadi urutan besarnya lebih tinggi," kata salah satu peneliti dari Imperial College London di Inggris, Juliette Unwin, dikutip dari laman The Sun, Kamis (22/7).

Baca Juga

Dalam beberapa bulan ke depan, menurut Unwin, akan lebih banyak lagi anak yang menjadi yatim piatu. Penyebaran varian virus corona dan lambatnya vaksinasi secara global mengancam untuk mempercepat pandemi, bahkan di negara-negara yang sudah sangat terpukul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement