Jumat 23 Jul 2021 16:47 WIB

Menelusuri Data 1.200 Pasien Isoman Meninggal di DKI

Wagub DKI cek ulang apakah betul ribuan pasien isoman di DKI meninggal.

Kurir mengirim paket obat Covid-19 ke rumah pasien yang menjalani isolasi mandiri di kawasan Johar Baru, Jakarta. Data LaporCovid-19 menyebut setidaknya 1.200 pasien isolasi mandiri (isoman) di Jakarta meninggal dunia.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kurir mengirim paket obat Covid-19 ke rumah pasien yang menjalani isolasi mandiri di kawasan Johar Baru, Jakarta. Data LaporCovid-19 menyebut setidaknya 1.200 pasien isolasi mandiri (isoman) di Jakarta meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Flori Sidebang, Rr Laeny Sulistyawati

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang menyusuri data dari kanal koalisi warga, Lapor Covid-19, yang menyebutkan sekitar 1.200 warga menjalani isolasi mandiri (isoman) meninggal dunia. Kematian pada pasien isoman tidak hanya terjadi di DKI Jakarta namun juga banyak daerah Tanah Air.

Baca Juga

"Kami sedang mengecek kembali kebenaran data itu untuk memastikan apa betul, rasanya tidak mungkin sebesar itu," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, Jumat (23/7). Riza menyebut data tersebut dikumpulkan dari 1 Januari 2021 setelah pihaknya mencoba melakukan inventarisasi.

"Namun demikian itu baru 40 persen terkonfirmasi, kami sedang cek kembali," ucapnya. Riza tidak secara spesifik mengatakan akan melakukan evaluasi terkait mekanisme isolasi mandiri, namun ia menyebut selalu melakukan evaluasi untuk semua hal yang menjadi bagian rutin.

Di sisi lain, ia meminta kepada warga yang menjalani isolasi mandiri karena terjangkit Covid-19, untuk melaporkan kepada petugas misalnya tingkat RT/RW agar ditindaklanjuti petugas kelurahan setempat. "Kami minta seluruh masyarakat agar yang isoman melaporkan, kemudian nanti petugas memberi tanda di setiap rumah dan yang lebih baik selain isoman di rumah, di tempat-tempat yang sudah disediakan," ucapnya.

Sebelumnya, kanal laporan warga yang diunggah melalui laman LaporCovid-19.org menyebutkan statistik data warga yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri. Dari laporan tersebut disebutkan bahwa jumlah kematian saat isolasi mandiri dan di luar rumah sakit di Jakarta mencapai 1.215 orang.

Rinciannya yakni di Jakarta Timur mencapai 403 kematian, Jakarta Selatan (289), Jakarta Utara (205), Jakarta Pusat (162) dan Jakarta Barat sebanyak 156 kematian saat isolasi mandiri. Data tersebut didapatkan dari gabungan data Lapor Covid-19 dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang dicatat mulai 8 Juni 2021.

Saat ini kasus Covid-19 di Jakarta mulai menurun. Riza mengungkapkan, penurunan kasus harian bukan terjadi karena jumlah testing yang dilakukan terhadap masyarakat menurun. Menurutnya, DKI sudah melaksanakan testing dalam jumlah yang tinggi, melebihi standar World Health Organization (WHO).

"Penurunan jumlah kasus bukan karena berkurangnya testing, justru testing di DKI Jakarta sangat tinggi ya datanya sudah 207.339 sepekan. Itu artinya lebih dari 20 kali lipat dari standar yang diminta oleh WHO," kata dia.

Ia menilai, penurunan kasus merupakan dampak pelaksanaan dari PPKM Darurat sejak 3-20 Juli 2021. Sehingga ia pun meminta agar masyarakat tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan yang ada.

"Kalau ada penurunan (kasus covid) bukan karena swab PCR (turun), bukan. Jadi ini ada upaya kita yang berhasil terkait PPKM darurat," ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini Pemprov DKI sedang menerapkan PPKM Level 4 hingga tanggal 25 Juli 2021. Politikus Gerindra ini menjelaskan, dalam pelaksanaan PPKM Level 4, jajarannya masih melakukan penyekatan terhadap akses keluar-masuk Jakarta hingga pembatasan kapasitas jumlah pengunjung pada area publik maupun transportasi umum.

"Pembatasan kapasitas dan penyekatan-penyekatan yang diberlakukan di Jakarta dan sekitar semata-mata dimaksudkan untuk keselamatan dan kesehatan seluruh warga Jakarta," tutur dia.

Oleh karena itu, Riza berharap agar pelaksanaan PPKM Level 4 ini dapat memberikan dampak signifikan dalam penanganan pandemi Covid-19 di Jakarta. "Jadi kita sukseskan perpanjangan hingga tanggal 25 Juli kita berharap dalam beberapa hari ini ada penurunan yang signifikan," jelas dia.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam sepekan terakhir jumlah kasus Covid-19 di Ibu Kota mengalami penurunan. Pada tanggal 16 Juli, penambahan jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 12.415 kasus.

Kemudian, pada 17 Juli, sebanyak 10.168 kasus positif, 18 Juli sebesar 9.128 kasus, 19 Juli 5.000 kasus. Lalu, pada tanggal 20 Juli  terdapat penambahan 6.213 kasus, 21 Juli 5.904 kasus, dan 22 Juli mencapai 7.058 kasus.

Sebagai perbandingan, pada pekan sebelumnya jumlah kasus harian positif Covid-19 di DKI Jakarta sempat melonjak hingga sekitar 14 ribu kasus. Rinciannya, tanggal 10 Juli sebanyak 12.920 kasus positif, 11 Juli sebesar 13.133 kasus, dan 12 Juli mencapai 14.619 kasus.

Kematian akibat isoman di sejumlah daerah Tanah Air tercatat terus meningkat. LaporCovid-19 melacak pasien Covid-19 yang meninggal dunia saat isolasi mandiri (isoman) dan di luar rumah sakit (RS) sebanyak 2.313 hingga Kamis (22/7).

Data analyst LaporCovid-19, Said Fariz Hibban, mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan dari kontributor maupun laporan warga bahwa angka kematian pasien Covid-19 saat isoman dan di luar RS masih terjadi. Bahkan, jumlah kematian terus meningkat.  

"Total kematian isoman dan di luar RS sebanyak 2.313. Ini sumbangsih dari rekap lapor Covid-19 sebanyak 1.901,  rekapitulasi CISDI 412, rekap dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta 1.161," ujarnya, saat konferensi virtual Lapor Covid-19 bertema Puncak Gunung Es Kematian Covid-19 di Luar Fasilitas Kesehatan, Kamis (22/7).

Namun, setelah pihaknya pilah ternyata ada data yang tercantum rangkap atau dobel. Pihaknya melacak kematian isoman dan RS terutama paling tinggi yaitu tanggal 29, 30, dan juga 13 hingga 14 juli.

Sementara itu, LaporCovid-19 mencatat, enam provinsi utama yang mempunyai angka kematian yang lebih besar dibandingkan provinsi lain yaitu DKI Jakarta sebanyak 1.214, Jawa Barat sebanyak 249, Jawa Tengah 141,  DI Yogyakarta sebanyak 134, Jawa Timur 72, dan Banten 68.

Jumlah provinsi yang terlacak sebanyak 16 atau hampir setengah total provinsi di Indonesia. Kemudian, dia melanjutkan, kabupaten/kota yang terlacak sebanyak 78. "Berdasarkan temuan kami, provinsi yang terbanyak terpapar Covid-19 adalah DKI Jakarta sebanyak 1.214," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement