Senin 26 Jul 2021 08:59 WIB

Dukungan untuk PM Jepang Turun ke Level Terendah

Hasil survei menurunkan harapan Olimpiade Tokyo akan membuat peringkat PM naik

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga
Foto: Nicolas Datiche/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Dukungan untuk Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga turun sembilan poin menjadi 34 persen, yang merupakan jumlah terendah sejak ia resmi menjabat sebagai kepala pemerintahan negara itu pada September 2020. 

Hal tersebut menurunkan harapannya bahwa Olimpiade Tokyo akan membuat peringkat kepemimpinannya membaik, jelang pemilihan umum Jepang tahun ini. Hampir dua pertiga responden survei harian media Nikkei pada 23 hingga 25 Juli mengatakan bahwa peluncuran vaksinasi untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) tidak berjalan dengan baik. 

Baca Juga

 

Vaksinasi Covid-19 di Jepang telah terhambat oleh pasokan yang datang dengan cukup lambat. Kurang dari seperempat masyarakat di negara itu yang telah divaksinasi sepenuhnya. 

 

Sebelumnya, Suga mengharapkan bahwa wabah Covid-19 dapat terkendali dan Jepang melaksanakan Olimpiade Tokyo dengan sukses. Namun, perhelatan olahraga internasional ini dilakukan di tengah status keadaan darurat karena jumlah kasus wabah yang masih meningkat. 

 

Penonton secara langsung dilarang untuk datang ke Olimpiade Tokyo. Pada Ahad (26/7), yang merupakan hari ketiga sejak perhelatan olahraga resmi diselenggarakan, Ibu Kota Tokyo mencatat 1.763 kasus Covid-19. 

Banyak orang Jepang khawatir masuknya atlet dan kru untuk acara olahraga global akan menambah lonjakan kasus Covid-19. Sebanyak 31 persen orang yang mengikuti survei Nikkei mengatakan Olimpiade Tokyo yang telah ditunda tahun lalu karena pandemi, harus dibatalkan atau ditunda lagi.

Suga mengambil alih jabatan sebagai perdana menteri setelah pendahulunya, Shinzo Abe berhenti, dengan alasan kesehatan yang buruk. Masa jabatan Suga sebagai presiden Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa berakhir pada September dan pemilihan untuk majelis rendah parlemen juga harus diadakan pada November mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement