Selasa 27 Jul 2021 17:21 WIB

Cari Tahu Sebab dan Cara Cegah Mobil Terbakar

Kebakaran mobil mayoritas disebabkan adanya percikan api dari rangkaian kelistrikan.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/Zainur Mahsir ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebuah mobil terbakar. ilustrasi
Foto: Gulkarmat Jaktim
Sebuah mobil terbakar. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua mobil terpisah, dilaporkan terbakar dalam sehari, Senin (26/7) kemarin, di Jakarta. Tepatnya di exit Tol Kuningan, Jakarta Selatan, sebuah mobil jenis Suzuki Ertiga terbakar. Masih di kota yang sama, di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan, mobil yang tampak seperti Ford Mustang buatan 1966, juga terbakar.

Insiden mobil terbakar telah beberapa kali terjadi. Bagi pengendara mobil, tentu ada lesson learned atau pelajaran yang bisa diambil dari kejadian itu. Artinya, pengendara harus bisa meminimalisasi potensi terjadinya kebakakaran. Karena, begitu terjadi kebakaran, kemungkinan besar mobil akan ludes hangus terbakar dan tak bisa digunakan lagi.

Baca Juga

Pengamat Otomotif, Bebin Djuana, menyoroti kejadian beberapa mobil yang dilaporkan terbakar dalam sehari saat digunakan di jalan raya. Menurutnya, produsen tentu tidak akan menerima jika dituding tidak menerapkan standar dan tanggung jawab terhadap produknya.

"Karena sebelum sampai ke konsumen, kendaraan sudah melalui uji coba ribuan km, dan juga Pre Delivery Inspection sebelum penyerahan kendaraan,’’ ujar dia kepada Republika.co.id, Selasa (27/7).

Namun demikian, jika benar adanya kesalahan produk atau prosedur yang membahayakan pengendara, produsen kata dia, tentu harus terbuka kepada publik. Dalam kaitan tersebut, produsen katanya, harus terlibat dalam team investigasi terkait.

Terlepas dari semua itu, Bebin meminta agar publik tidak langsung menghakimi kualitas kendaraan yang menurun. Dia mengatakan, perlu ditelusuri lebih jauh masalah yang timbul dari kesalahan atau bahkan kecelakaan yang dialami.

"Bisa saja karena hama tikus yang menyebabkan kabel cacat sehingga berujung kebakaran karena hubungan singkat. Atau modifikasi yang dikerjakan secara tidak profesional sehingga mengganggu kinerja kelistrikan berakibat terbakar juga,’’ kata dia. 

Termasuk, kecelakaan yang berakibat pada rusaknya bahan bakar dan memercikan api. Menurut Bebin, semua hal itu bisa membuat kecelakaan dan kebakaran terhadap kendaraan.

"Bisa karena banyak penyebab, perlu penelusuran secara seksama, perlu juga komunikasi yang benar sehingga kejadian, penyebab dan akibat bisa dipahami dengan baik,’’ ungkap dia.

Cara mencegah mobil terbakar

Dikutip dari website resmi Toyota Astra Motor (TAM) pada Selasa (27/7), salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mencegah kebakaran adalah dengan memperhatikan bagian kelistrikan pada mobil. Mengingat, kebakaran mobil mayoritas disebabkan oleh adanya percikan api dari rangkaian kelistrikan pada mobil.

Pengendara perlu memastikan bahwa seluruh komponen kelistrikan selalu terpasang dengan baik, tak ada yang longgar dan tak ada bagian kabel yang terkelupas.

Selain itu,  pengendara juga harus berhati-hati saat melakukan modifikasi atau penambahan aksesoris yang berkaitan dengan kelistrikan. Pastikan bahwa pemasangan dilakukan oleh teknisi yang berkompeten dan dipasang dengan benar.

Setiap aksesoris tambahan juga perlu dibarengi dengan pemasangan sekring. Karena, sekring memiliki fungsi sebagai pengaman rangkaian kelistrikan dan menghindari panas berlebih pada bagian kabel yang berpotensi membuat kabel meleleh.

Nah, bagi yang melakukan penggantian lampu utama atau foglamp, disarankan untuk memperhatikan kapasitas watt dari lampu tersebut. Sebaiknya, tidak mengganti lampu dengan watt yang jauh lebih besar dari lampu standar.

Karena, jika kapasitas watt terlalu besar, maka lampu akan membutuhkan pasokan listrik lebih banyak dan membuat rangkaian listrik jadi lebih cepat panas.

Lewat momen ini, pengendara juga dapat melakukan konsultasi soal modifikasi yang akan dilakukan. Sehingga, setiap modifikasi yang dilakukan telah sesuai dengan saran dan masukan dari para teknisi yang berkompeten.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement