Kamis 29 Jul 2021 14:17 WIB

Dubes Baru China Optimistis Hubungan dengan AS Membaik

Dubes China sebut hubungan dengan AS bergerak maju meski lewati jalan berliku.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Hubungan AS dan China (ilustrasi).
Foto: AP / Andy Wong
Hubungan AS dan China (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta besar baru China untuk Amerika Serikat (AS), Qin Gang, pada Rabu (28/7) optimistis bahwa kedua negara memiliki potensi untuk meningkatkan hubungan bilateral. Optimisme ini diungkapkan oleh Qin di tengah ketegangan hubungan Cina dan AS yang semakin mendalam.

"Saya sangat yakin bahwa pintu hubungan China-AS, yang sudah terbuka, tidak dapat dan tidak boleh ditutup," kata Qin kepada wartawan di kediamannya di ibu kota AS setelah tiba dari bandara.

Baca Juga

"Hubungan China-AS telah mencapai titik kritis baru, tidak hanya menghadapi banyak kesulitan dan tantangan, tetapi juga peluang dan potensi besar," kata Qin menambahkan.

Qin mengatakan, hubungan bilateral kedua negara terus bergerak maju meskipun menempuh jalan yang berliku. Dalam pidatonya, Qin menyampaikan harapan agar AS bisa segera bangkit dan menang melawan pandemi Covid-19. Dia juga menambahkan bahwa, ekonomi AS membaik di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden.

 "Saya berharap negara ini meraih kemenangan awal melawan pandemi," ujar Qin.

Qin (55 tahun) menggantikan Cui Tiankai (68 tahun). Seorang sumber mengatakan, Cui telah melewati usia pensiun sebagai duta besar senior China.

Cui mengakhiri karirnya sebagai duta besar China untuk AS pada bulan lalu. Dia bertugas di Washington selama delapan tahun, dan merupakan duta besar Cina untuk AS terlama. Cui merupakan tokoh berpengalaman dan dihormati di Beijing dan Washington.

Sementara itu, Qin merupakan wakil menteri luar negeri Cina. Menurut biografi yang tertulis di situs web Kementerian Luar Negeri, Qin lebih banyak melakukan tugas yang berkaitan dengan negara-negara Eropa. Dia tidak memiliki pengalaman terkait AS.

Qin telah melakukan dua tugas sebagai juru bicara Kementerian Luar Negeri antara 2006 dan 2014. Dia merupakan tokoh yang paling menonjol, dan kerap membuat komentar tajam dalam membela China.

Hubungan antara Beijing dan Washington memburuk tajam di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump. Sementara itu, Presiden Biden telah mempertahankan tekanan pada Cina, dengan meningkatkan sanksi terhadap pejabat Cina. Biden juga bersumpah bahwa Cina tidak akan menggantikan Amerika Serikat sebagai pemimpin global dunia.

Jabatan duta besar AS untuk China telah kosong sejak Oktober, ketika Terry Branstad dari Partai Republik mengundurkan diri untuk membantu kampanye Trump dalam pemilu tahun lalu. Hingga saat ini Presiden Biden belum menunjuk calon duta besar AS untuk China. Namun mantan duta besar untuk NATO Nicholas Burns dianggap sebagai kandidat favorit di kalangan kebijakan luar negeri.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement