Kamis 29 Jul 2021 17:40 WIB

Satgas Minta Masyarakat Siap Hidup Berdampingan dengan Covid

Satgas meminta masyarakat tidak menyerahkan sepenuhnya urusan pandemi ke pemerintah.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati, Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Masker tersimpan di papan nisan di TPU Jombang Zona II di Kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (29/7). Pemerintah Kota Tangerang Selatan membuka lahan baru khusus pemakaman Covid-19 di TPU Jombang Zona II dengan daya tampung sebanyak 800 hingga 900 jenazah. Sejak dibuka pada 21 Juli 2021 hingga 29 Juli 2021, TPU Jombang Zona II sudah menampung sebanyak 107 jenazah. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Masker tersimpan di papan nisan di TPU Jombang Zona II di Kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (29/7). Pemerintah Kota Tangerang Selatan membuka lahan baru khusus pemakaman Covid-19 di TPU Jombang Zona II dengan daya tampung sebanyak 800 hingga 900 jenazah. Sejak dibuka pada 21 Juli 2021 hingga 29 Juli 2021, TPU Jombang Zona II sudah menampung sebanyak 107 jenazah. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah terjadi di Tanah Air selama 1,5 tahun terakhir. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta masyarakat untuk mempersiapkan diri hidup berdampingan dengan Covid-19.

Menurut Kasubdit Tracing Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Kusmedi Priharto, hingga hari ini tidak ada satu orang pun yang bisa memprediksi Covid-19 terjadi sampai berapa lama dan bagaimana bisa benar-benar dapat mengatasi masalah ini. Ia menyontohkan, beberapa negara yang tadinya telah melepas karantina wilayah (lockdown) ternyata terpaksa kembali menerapkannya.

Baca Juga

"Makanya sudah sewajarnya kita mempersiapkan untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 seperti saat dulu ada flu Spanyol yang juga ada di Indonesia sampai 100 tahun. Akhirnya bagaimanapun juga masyarakat harus beradaptasi dengan kehidupan setelah Covid-19 (terjadi)," katanya saat mengisi Konferensi Virtual BNPB Bertema 'Hidup Berdampingan Dengan Covid-19: Peran Perangkat Desa Lawan Corona!', Kamis (29/7).

Kusmedi menegaskan, penularan Covid-19  berbeda. Jika media perantara flu babi adalah babi, flu burung media perantara burung, demam berdarah dengue (DBD) dengan media perantara nyamuk, sedangkan media perantara Covid-19 adalah manusia dengan manusia.

Baik flu babi, flu burung dan DBD media perantaranya harus dibasmi untuk memutus penularannya.

Namun, untuk Covid-19, tidak mungkin media perantaranya dihilangkan. "Semuanya sangat bergantung pada perilaku kita dalam menjaga penularan virus itu. Kalau perilaku baik, maka angkanya akan turun," katanya.

Sebaliknya, dia melanjutkan, jika perilaku masyarakat buruk tidak bisa menjaga dengan baik maka angka kasus akan naik. Kusmedi meminta masalah ini harus dipahami oleh masyarakat dan tidak menyerahkan sepenuhnya urusan kepada pemerintah.

"Yang menjadi masalah adalah bagaimana masyarakat menyikapi penularan antara orang ke orang tersebut," ujarnya.

Kusmedi menjelaskan, virus Corona memasuki tubuh lewat mata, hidung, hingga sebagian kecil telinga. Namun, dia melanjutkan, kalau pertahanan daya tahan tubuh jelek maka virus yang masuk tubuh akan berkembang, kemudian orang jatuh sakit.

Sebaliknya, jika daya tahan tubuh seseorang yang terpapar kuat, virus tidak akan berkembang maka virusnya tidak berkembang dan yang tertular virus ini tetap sehat.

Terkait vaksinasi Covid-19, ia menegaskan vaksinasi tidak membunuh virus melainkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Kemudian, vaksin membuat virus yang masuk tak bisa berkembang. Oleh karena itu, Kusmedi meminta masyarakat menerapkan protokol kesehatan yaitu melakukan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak sejauh 2 meter, dan senantiasa mencuci tangan.

"Dengan menerapkan protokol kesehatan itu, penularannya hanya 1,5 hingga 2 persen. Artinya efikasinya jauh lebih tinggi dibandingkan vaksin," ujarnya.

In Picture: PKL Malioboro Kembali Berjualan

photo
Pedagang kaki lima kembali berjualan di kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta, Kamis (29/7). Pada PPKM level 4 pedagang kaki lima diperbolehkan berjualan kembali. Namun, sepinnya pengunjung mengakibatkan pedagang belum membuka lapak semua. - (Wihdan Hidayat / Republika)

 

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengajak masyarakat untuk menghadapi pandemi Covid-19 dengan tenang. Menurut Mahfud, seperti penyakit lainnya, Covid-19 juga ada penangkal dan obatnya.

"Hadapilah penyakit dgn tenang dan ikhtiar karena kata Nabi Muhammad SAW, 'Setiap penyakit ada obatnya,' (likulli da’in dawa’un)," tulis Mahfud di akun Twitter pribadinya, @mohmahfudmd, dikutip Kamis (29/7).

Masih dalam cuitan yang sama, Mahfud menyampaikan, layaknya penyakit-penyakit lain, Covid-19 ada penangkal dan obatnya. Dia menjelaskan, penangkal yang dia maksud dapat dilakukan saat ini ialah mengikuti program vaksinasi dan melaksanakan protokol kesehatan (prokes) dengan baik.

"Seperti penyakit-penyakit lain Covid-19 ada penangkal dan obatnya: ikuti program vaksinasi. Lakukan prokes: sering cuci tangan bersabun, pakai masker, jaga jarak," kata dia.

Di samping itu, meski laju penambahan kasus baru positif Covid-19 dan angka keterisian rumah sakit dalam tren penurunan, kenaikan jumlah kasus kematian akibat Covid-19 justru terus mengalami lonjakan yang sangat tinggi selama pelaksanaan PPKM Level 1-4. Pada Selasa (27/7), Satuan Tugas Penanganan Covid-19 bahkan mencatat, kenaikan jumlah kasus kematian harian mencapai 2.069 kasus.

Angka 2.069 kematian Covid-19 dalam sehari merupakan rekor tertinggi selama pandemi terjadi. Pada Rabu (28/7) angkanya turun namun, tetap terbilang tinggi yakni 1.824 kasus.

Total kasus kematian di Indonesia telah mencapai 88.659 orang. Dari penambahan kasus kematian pada Rabu (28/7) disumbangkan oleh lima provinsi dengan angka kenaikan tertinggi.

Yakni Jawa Timur yang mencatatkan 401 kasus meninggal, disusul Jawa Tengah menambahkan 398 orang, Jawa Barat melaporkan penambahan 205 kasus meninggal, Lampung menambahkan 182 orang, dan Kalimantan Timur menambahkan 87 orang.

Angka kematian harian Covid-19 selalu di atas 1.000 orang dalam 10 hari terakhir. Dari grafik kematian harian yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19, terlihat bahwa tren lonjakan kematian secara signifikan mulai terjadi sejak pertengahan Juni 2021, sampai hari ini. Padahal pada April 2021, angka kematian sempat beberapa kali tercatat di bawah 100 orang per hari.

photo
Ilustrasi PPKM Level 4 - (republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement