REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berdampak pada produksi sampah di Kota Cirebon. Volume sampah yang dihasilkan masyarakat mengalami penurunan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Cirebon, Kadini, menyebutkan, dalam kondisi normal, volume sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopiluhur Kota Cirebon mencapai 500 ton per hari. "Namun selama masa PPKM Darurat, volume sampah berkurang hingga 30 persen," kata Kadini, Kamis (29/7).
Berkurangnya volume sampah itu menunjukkan aktivitas masyarakat yang menurun selama pelaksanaan PPKM Darurat. Apalagi, banyak tempat usaha termasuk usaha kuliner tutup selama kebijakan tersebut berlangsung.
Kadini menyebutkan, sampah yang dihasilkan selama masa PPKM Darurat hampir seluruhnya berasal dari rumah tangga. Masyarakat banyak beraktivitas di rumah masing-masing dan tetap menghasilkan sampah di rumah mereka.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Cirebon pun terus berupaya mengatasi persoalan sampah di Kota Cirebon. Sebagai kota yang menjadi pusat perdagangan dan jasa bagi daerah-daerah di sekitarnya, sampah menjadi permasalahan yang harus dihadapi Kota Cirebon.
Salah satu upaya yang dilakukan Dinas LH itu yakni dengan menggencarkan lomba kebersihan tingkat RW. Upaya lainnya adalah dengan mengusahakan terwujudnya bank sampah hingga pengurangan sampah plastik.
"Kita berharap beban sampah yang dikirim ke TPA menjadi berkurang," tutur Kadini.
Untuk program bank sampah, Dinas Lingkungan hidup setempat menargetkan terbentuknya 100 bank sampah di tingkat RW pada tahun ini. Jumlah itu lebih banyak dari tahun kemarin yang hanya 70 bank sampah.