Senin 02 Aug 2021 06:20 WIB

Pondok Inspirasi Bahas Generasi Tangguh dan Berjiwa Sosial

Memiliki jiwa sosial itu sangat penting.

Pondok Inspirasi menggelar webinar generasi tangguh dan berjiwa sosial, menghadirkan narasumber Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation Nurhayati Subakat, Sabtu (31/7).
Foto: Dok Pondok Inspirasi
Pondok Inspirasi menggelar webinar generasi tangguh dan berjiwa sosial, menghadirkan narasumber Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation Nurhayati Subakat, Sabtu (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pandemi masih menjadi tantangan saat ini. Bagi kalangan pemuda, hal ini menjadi salah satu aspek penting dari sisi produktivitas selama di rumah lantaran tidak melakukan perkuliahan tatap muka. Generasi rebahan menjadi sosok mereka yang belum bisa mengoptimalkan waktu di saat luang dengan alasan mager.

Hal ini yang melatarbelakangi Pondok Inspirasi mengadakan webinar berseri dengan tajuk Ruang Bincang Inspirasi (RBI). “Pondok Inspirasi rutin adalan webinar series untuk para pemuda Indonesia. Yang terpenting dari webinar kali ini yaitu kita harus bisa memberikan aksi setelah mendengarkan berbagai kisah dari pembicara kita kali ini,” pesan Hendro Fujiono,  pembina Pondok Inspirasi dalam sambutannya.

Kali ini RBI sudah memasuki RBI yang ke-19 yang diadakan pada Sabtu (31/7) dengan topik Generasi Tangguh dan Berjiwa Sosial. Tu Webinar itu menghadirkan Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation Nurhayati Subakat dan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus penemu qPCR yaitu Karlia Meitha sebagai narasumber. Webinar yang diadakan melalui Zoom Meeting conference dihadiri  371 peserta dari berbagai disiplin ilmu seluruh Indonesia.

Karlia Meitha, dalam sesinya menceritakan tentang perjuangannya hingga menjadi seperti saat ini. Bagaimana perjuangan semenjak menempuh sarjana di ITB hingga menyelesaikan S3 di Australia. Menjadi salah satu lulusan ITB yang cukup susah memperoleh pekerjaan dan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke tahap selanjutnya, membuat Meitha menemukan nilai ketangguhan tersendiri dalam menjalani berbagai proses dalam hidupnya hingga bisa menciptakan mesin qPCR yang sangat bermanfaat di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

“Jika ingin bermanfaat, jangan terlalu memikirkan bagaimana cara mengubah dunia. Cukup lakukan hal kecil yang bisa berdampak bagi sekitar kalian. Selain itu, jadi pemuda itu jangan baperan, boleh sehari dua hari. Namun setelah itu kita harus bisa bangkit kembali. Yakinlah dari setiap kegagalan pasti banyak pelajaran yang bisa kita peroleh untuk bergerak terus maju ke depan. Ragamkan pergaulan kalian, temui orang-orang yang bisa membantu kalian keluar dari zona nyaman. Karena sejatinya semua orang itu beautiful dengan caranya masing-masing,” tutur Meitha dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Mesin qPCR sendiri merupakan mesin pendeteksi virus Corona yang diciptakan oleh tim dosen ITB dengan menjalankan dua proses penting secara bersamaan yaitu proses penggandaan RNA yang tersimpan dalam 16 tabung sample dengan menggunakan teknik thermal cycling, juga mendeteksi RNA virus dengan teknik elektroforesis.

Pada sesi berikutnya, Nurhayati selaku komisaris utama PT Paragon Technology and Innovation (PTI) memberikan penjelasan lima nilai penting dalam kehidupannya dan telah ditulis dalam buku berjudul “Hidup Bermakna dengan 5 Karakter”. Nilai lima  karakter yang dibawa yaitu ketuhanan, kepedulian, kerendahan hati (humality), ketangguhan (grit), dan inovasi.

Menurutnya, kelima karakter tersebut telah dipupuk oleh orang tuanya sejak Nurhayati kecil, tepatnya saat ia menginjak sekolah dasar. 

“Motivasi saya mulai dari menjadi lulusan terbaik ITB hingga bisa bangkit setelah berada di titik terendah dan bisa membawa nama Paragon sejauh ini, tentunya tidak lepas dari orang-orang yang selalu berada di sekeliling saya. Karena hidup tidak hanya bercerita tentang diri kita sendiri. Banyak orang di sekitar kita yang terkadang hidupnya jauh lebih susah dibanding kita. Ini pentingnya nilai kepedulian dalam hidup kita” ujar Nurhayati.

Nurhayati menjelaskan bahwa memiliki jiwa sosial itu sangat penting. Belajar itu bisa dengan siapa saja dan dari  mana saja. Menjadikan setiap orang lain di sekeliling menjadi guru terbaik dan menjadikan kegagalan sebagai ajang belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke  depannya.

“Latihlah lima  nilai tersebut dalam kehidupan kita. Dijalani dulu, dibiasakan kemudian, hingga nantinya akan membentuk karakter tersendiri dalam diri kita. Jadilah pemuda yang selalu rajin belajar dan bisa bergaul dengan siapapun itu,” pesan Nurhayati kepada peserta webinar.

Di akhir acara webinar, peserta juga mendapatkan sesi coaching Generasi Tangguh versi Gue dari Tanty Mantily Dewi selaku talent Acquistion Corporate Coach and Psikolog Paragon sekaligus peluncuran buku “Titik Tangguh” karya penerima manfaat Pondok Inspirasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement