REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan pemerintahannya telah menyusun rencana keamanan untuk mematahkan perlawanan Taliban dalam enam bulan. Rencana itu didukung Amerika Serikat (AS) dan masyarakat internasional.
“Rencana keamanan kami jelas. Kami semua siap untuk mengakhiri pemberontakan (Taliban) dalam enam bulan ke depan,” kata Ghani saat berbicara di parlemen Afghanistan pada Senin (2/8), dikutip laman Yeni Safak.
Dalam pelaksanaannya, militer Afghanistan akan berkonsentrasi pada pertahanan aset strategis. Sementara kepolisian, bakal berupaya mengamankan kabupaten dan kota strategis. “Untuk pelaksanaan rencana ini, dalam kepemimpinan AS, kami mendapat dukungan yang tepat dari mitra internasional kami. Dukungan keuangan dan politik internasional akan tetap bersama kami,” ucap Ghani.
Ghani mengisyaratkan menunggu respons Taliban atas pengumuman rencana keamanan tersebut. “Kami telah membuat keputusan kami. Taliban dan pendukungnya harus membuat keputusan mereka,” ujarnya.
Sebelumnya Ghani mengatakan, selama dua dekade terakhir, Taliban kian kejam dan opresif. “Ya, mereka (Taliban) telah berubah, tapi secara negatif. Mereka tidak mengharapkan perdamaian, kesejahteraan, atau kemajuan,” kata Ghani pada Ahad (1/8), dilaporkan laman Asian News International.
Dia mengungkapkan, pemerintah ingin berdamai. Namun Taliban, dalam pandangan Ghani, menginginkan pemerintah dan rakyat menyerah, kemudian tunduk pada mereka.
Afghanistan kembali bergejolak setelah AS memutuskan menarik seluruh pasukannya dari negara tersebut. Selama ini Washington merupakan sekutu utama Kabul dalam memerangi Taliban. Proses penarikan personel militer AS ditetapkan tuntas pada 11 September mendatang.