REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - PBB mengatakan warga sipil Afghanistan menanggung beban pertempuran yang telah menyebar ke berbagai kota di negara yang dilanda perang itu.
Setelah meningkatnya serangan Taliban di kota Kandahar, Lashkargah, dan Herat, otoritas kesehatan Afghanistan mengatakan sedikitnya 40 warga sipil tewas dan hampir 200 lainnya terluka selama beberapa hari terakhir.
"Serangan darat Taliban & serangan udara ANA (Tentara Nasional Afghanistan) yang paling berbahaya. Kekhawatiran mendalam tentang penembakan tanpa pandang bulu, & kerusakan/pendudukan fasilitas kesehatan & rumah warga sipil," kata Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) melalui Twitter, Selasa.
"Semua pihak harus berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil atau dampaknya akan menjadi bencana besar," tambah UNAMA.
Selama empat hari terakhir, pertempuran sengit terjadi di gerbang Herat, Lashkargah, dan Kandahar.
Menurut petugas di rumah sakit regional Herat, 25 warga sipil tewas dan lebih dari 100 terluka selama empat hari terakhir di berbagai bagian provinsi.
Kepala rumah sakit, Mohammad Arif, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa korban yang terluka termasuk sejumlah wanita dan anak-anak.
Gubernur Herat Abdul Sabur Qane, yang berada di garis depan konflik, mengatakan dalam konferensi pers pada Senin malam bahwa pasukan keamanan sedang melakukan operasi pembersihan di berbagai bagian kota dan bahwa Taliban telah dipukul mundur.
"Saya meyakinkan rakyat Herat bahwa pasukan keamanan dan pertahanan, berada di garis depan perang, melindungi kota Herat, dan bahwa kota Herat tidak akan pernah jatuh," ujar dia.
Laporan dari provinsi Helmand dan Kandahar menunjukkan bahwa bentrokan antara Taliban dan pasukan keamanan meningkat semalaman.
Ghulam Wali Afghan, anggota parlemen dari Helmand, mengatakan pertempuran sengit terjadi sejak Senin malam di markas polisi, kantor gubernur dan dekat penjara utama di ibu kota Provinsi Lashkargah itu.
"Setidaknya 10 warga sipil tewas, 85 terluka di #Lashkagah & sedikitnya 5 tewas, 42 terluka di #Kandahar dalam 3 hari terakhir saja. Ribuan mengungsi. Kemungkinan lebih banyak lagi. Penduduk hidup dalam ketakutan," ungkap UNAMA melalui Twitter.
Setelah menguasai hampir 200 distrik perdesaan, Taliban memulai serangan di kota-kota besar pada Jumat ketika mereka berparade di Kota Herat dekat perbatasan dengan Iran, menyebabkan kepanikan dan kecemasan di kota terbesar ketiga di negara itu, dengan populasi sekitar setengah juta.