REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jumlah anak-anak migran di fasilitas Patroli Perbatasan Amerika Serikat (AS) terus meningkat. Pada 1 Agustus ada lebih dari 2.200 anak tanpa pendamping di tahanan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS.
Menurut statistik harian yang disediakan oleh pemerintah sejak Maret, jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat dari jumlah hanya sebulan sebelumnya. Juru bicara CBP mengatakan jumlah itu termasuk anak-anak Meksiko yang segera dikembalikan ke negara asal, serta anak-anak Amerika Tengah yang dipindahkan ke tempat penampungan federal AS.
Menurut satu sumber yang akrab dengan masalah tersebut, rata-rata waktu yang dihabiskan anak-anak tanpa pendamping dalam tahanan CBP adalah sekitar 60 jam. Durasi itu hanya di bawah batas 72 jam yang ditetapkan oleh penyelesaian pengadilan lama. Namun, menurut sumber lain yang mengetahui data tersebut, hingga Selasa (3/8) ada 877 anak yang telah ditahan selama lebih dari 72 jam. Kenaikan baru-baru ini mengkhawatirkan para pendukung migran, yang mengatakan fasilitas itu tidak sesuai untuk anak kecil.
Menurut pejabat tinggi Departemen Keamanan Dalam Negeri AS David Shahoulian dalam deklarasi pengadilan yang diajukan pada Senin (2/8), rekor jumlah anak-anak tanpa pendamping, lebih dari 19.000, kemungkinan ditemui oleh agen patroli perbatasan pada Juli.
Pada saat yang sama, jumlah keluarga dan orang dewasa lajang, juga naik ke level tertinggi. Kenaikan itu termasuk individu yang mungkin telah menyeberang beberapa kali.
Shahoulian menyatakan, situasinya membebani sumber daya dengan fasilitas Patroli Perbatasan dipenuhi melebihi batas kapasitas yang ditetapkan selama pandemi Covid-19 melintasi perbatasan Barat Daya. Lebih dari 10.000 orang ditahan di Lembah Rio Grande saja pada 1 Agustus.