Rabu 04 Aug 2021 19:18 WIB

Peningkatan Pasar Kurma Disepakati

Nota kesepahaman dibuat untuk mendorong pasar kurma.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Kurma
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kurma

REPUBLIKA.CO.ID, AlUla -- The Royal Commission for AlUla (RCU) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan National Center for Palms and Dates (NCPD). Nota kesepahaman ini dibuat untuk mendorong sektor kelapa sawit dan kurma, mencapai efisiensi produksi dan memasarkannya secara lokal dan internasional.

Isi nota kesepahaman tersebut mencakup peningkatan kualitas sektor kelapa sawit dan kurma, mempelajari pendirian sentra yang didedikasikan untuk memberikan layanan kepada petani, serta mendirikan lokakarya bagi petani dan pihak lain yang tertarik.

Baca Juga

Tak hanya itu, kedua pihak akan berupaya meningkatkan kemampuan distributor dalam memasarkan produk pertanian melalui perdagangan elektronik merupakan salah satu poin kunci.

Dilansir di Arab News, Rabu (4/8), kegiatan penandatanganan MoU ini berlangsung di kantor pusat RCU di Riyadh. MoU ditandatangani oleh CEO RCU, Amr Al-Madani, serta CEO NCPD, Mohammed Al-Nuwairan.

Di bawah kemitraan ini, kedua pihak akan bekerja sama meningkatkan pemahaman mereka di bidang tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengundang investor dan pihak manapun yang tertarik di sektor sawit dan kurma, untuk berpartisipasi dalam Festival Kurma AlUla tahunan.

Mempresentasikan model bisnis terhadap fasilitas dan layanan yang ada, serta memotivasi petani AlUla dalam mendapatkan tanda kurma Saudi juga termasuk dalam MoU.

AlUla diketahui memiliki lebih dari 2 juta pohon palem, dengan produksi melebihi 90.000 ton kurma setiap tahunnya. Kurma Barni adalah produknya yang paling umum, dengan jumlahnya lebih dari 80 persen produksi kurma AlUla. Jenis kurma lainnya adalah kurma Mabroom dan Mashrook.

Al-Madani lantas menjelaskan kemitraan ini sejalan dengan visi AlUla dan tujuan Visi Kerajaan 2030. Kedua belah pihak dipercaya akan mempromosikan diversifikasi ekonomi dan memberdayakan sektor pertanian.

Upaya ini juga dipercaya akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat maupun pengunjung AlUla. Sektor sawit dan kurma merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi AlUla dan masyarakatnya.

“MoU tersebut akan menjadi focal point atas apa yang akan dilakukan dalam Festival Kurma AlUla pada periode mendatang," kata dia.

Di sisi lain, Al-Nuwairan mengatakan melalui kemitraan yang ada, pihaknya memiliki tujuan berkontribusi pada pengembangan sektor dengan mendukung produksi dan pemasaran kurma, serta mendirikan industri makanan berbasis kurma di AlUla.

Perkebunan AlUla disebut sebagai pusat produksi kualitatif berbagai jenis kurma. Hasil produksinya juga dipercaya sangat populer di pasar lokal dan internasional.

"MoU dengan Komisi Kerajaan untuk AlUla (RCU) akan menghadirkan fase baru dalam peternakan AlUla dan produksi kurma mereka," ujar Al-Nuwairan.

Melalui kerja dan programnya di berbagai sektor, RCU juga berupaya untuk terus maju dalam mencapai visi AlUla. Mereka akan memaksimalkan dampak terhadap perkembangan budaya, ekonomi dan penghuninya, serta memperkaya pengalaman pelancong.

Pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi utama yang termasuk dalam “Rencana Induk Perjalanan Melalui Waktu” AlUla. Hal ini sejalan dengan visi kota untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dengan menginvestasikan semua komponen yang ada, guna menciptakan sumber pendapatan yang kaya dan beragam.  

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement