Kamis 05 Aug 2021 09:06 WIB

Oksigen di Jabar Terkendali, Ribuan Tabung Terdistribusi

Ketersediaan tabung oksigen di Posko Jabar sebanyak 860 tabung.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Mas Alamil Huda
Petugas membawa tabung oksigen cair untuk diisi ulang di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, Jalan Rumah Sakit, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas membawa tabung oksigen cair untuk diisi ulang di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, Jalan Rumah Sakit, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kelangkaan oksigen di Jawa Barat (Jabar) karena tren kasus Covid-19 yang meningkat beberapa waktu lalu mulai bisa dikendalikan. Menurut Ketua Harian Posko Oksigen Jabar Hanif Mantiq, Pemprov Jabar melalui Posko Oksigen Jabar selalu menjemput bola dalam upaya memberikan kebutuhan oksigen di setiap rumah sakit untuk pasien Covid-19.

Menurut Hanif, keluarnya Jawa Barat dari kondisi kelangkaan oksigen berkat berbagai bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Salah satunya dari BI Jabar dan PT OKI Pulp & Paper Mills (Sinar Mas Group), yang memberikan 85,8 ton oksigen cair dalam empat iso tank yang dilepas pengirimannya, langsung oleh Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru. Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat (BI Jabar), memberikan bantuan 200 oksigen di Posko Oksigen Jabar, Rabu (4/8).

"Kondisinya sudah lumayan sekarang dibanding sebelum-sebelumnya. Sejak kedatangan iso tank dari Sumatra Selatan berpengaruh. Karena dia mengisi ke rumah sakit ke tanki cairnya, dan satunya lagi ke filling station," ujar Hanif dalam siaran persnya, Kamis (5/8).

Saat ini, kata Hanif, ketersediaan tabung oksigen di Posko Jabar sebanyak 860 tabung, setelah ada bantuan dari BI Jabar sebanyak 200 tabung oksigen. Sampai saat ini Posko Oksigen Jabar telah mendistribusikan ribuan oksigen ke rumah sakit yang di Jabar melalui posko yang ada di kabupaten/kota.

"Bisa seribu tabung sehari keluar, kita itu total donasi yang sudah kita terima itu hampir 3.000 tabung oksigen. Kalau sekarang di posko ada 800 tabung yang lagi dipinjemin itu 2.200 tabung," katanya.

Mekanismenya, kata Hanif, setiap Posko Oksigen Jabar menerima bantuan tabung oksigen, pihaknya membagi bantuan oksigen tersebut dengan adil ke 27 kabupaten/kota. Selanjutnya, posko yang berada di kabupaten/kota mendistribusikan oksigen tersebut ke rumah sakit daerah. Namun, yang menjadi prioritas adalah rumah sakit yang kebutuhan oksigennya habis dalam waktu 6 jam.

"Misalnya ada 270 tabung masing-masing daerah diberikan 10 tabung. Lalu kemudian di kota/kabupaten akan membagi alokasi ke rumah sakit yang dianggap kritis. Diprioritaskan yang habis dalam waktu 6 jam," katanya.

Terkait permintaan tabung oksigen untuk individual masyarakat, menurut Hanif, saat ini Posko Oksigen Jabar hanya mendistribusikan untuk membantu kebutuhan oksigen di rumah sakit daerah.

Namun, kata dia, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan segera meluncurkan aturan atau program bahwasanya individu masyarakat bisa meminta bantuan kebutuhan oksigen di Posko Oksigen Jabar, dengan syarat hal tersebut untuk kebutuhan pasien isolasi mandiri (isoman).

"Yang perorangan ini akan segera diluncurkan oleh Gubernur. Itu nanti kalau yang perseorangan intinya nempel di isoman yang datanya ada Pikobar. Masyarakat bisa minta langsung, syaratnya yang isoman," kata Hanif.

Sementara menurut Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Bambang Pramono, bantuan ini diberikan sebagai wujud komitmen Bank Indonesia di dalam mendukung upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi, khususnya di Provinsi Jawa Barat. "Kami menyerahkan bantuan berupa 200 tabung oksigen dan 100 regulator," katanya. 

Menurutnya, penyerahan bantuan tabung oksigen ini juga merupakan upaya lanjutan dari kepedulian Bank Indonesia Jawa Barat dalam penanganan Covid-19 yang telah dilaksanakan melalui kegiatan Gebyar Vaksinasi Masyarakat Jawa Barat pada tanggal 26 sampai 30 Juli 2021, di Grand Ballroom Trans Hotel Bandung, yang berkolaborasi dengan OJK beserta Industri Jasa Keuangan dan Jasa Pembayaran.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement