REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Presiden Lebanon Michel Aoun pada Rabu (4/8) meminta masyarakat internasional memberikan bantuan kepada negara Arab itu, setidaknya menyediakan layanan dasar bagi warganya.
"Lebanon saat ini sedang mengalami masa-masa tersulit," kata Presiden Aoun dalam konferensi penggalangan dana secara virtual yang diadakan oleh Prancis pada peringatan pertama ledakan Beirut.
"Tidak ada keraguan bahwa Lebanon membutuhkan setiap bantuan dan dukungan dari masyarakat internasional, setelah menentukan kebutuhan dan prioritas," kata Aoun dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kepresidenan Lebanon.
Aoun menekankan bahwa memulihkan aktivitas penuh Pelabuhan Beirut adalah prioritas utama negaranya.
"Rehabilitasi, pengembangan, dan pengoperasian kembali pelabuhan Beirut - urat nadi ekonomi Lebanon - adalah kebutuhan mendesak dan prioritas utama bagi kami, dan setiap upaya internasional disambut baik dalam hal ini," ujar dia.
Pada tanggal 4 Agustus, ledakan besar mengguncang pelabuhan Beirut, menewaskan 200 orang, melukai sekitar 6.000 lainnya, dan meninggalkan jejak kehancuran besar-besaran. Ledakan itu disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat berbahaya yang tidak disimpan dengan benar di pelabuhan. Ledakan besar-besaran itu membuat situasi yang sudah rapuh di Lebanon menjadi lebih buruk di tengah kemerosotan ekonomi yang terus berlanjut dan kebuntuan politik.