Kamis 05 Aug 2021 19:08 WIB

Permintaan Plasma Konvalesen di Makassar Meningkat

Permintaan plasma konvalesen di Makassar rata-rata di atas 50 kantong per hari.

Permintaan plasma konvalesen di Makassar rata-rata di atas 50 kantong per hari.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Permintaan plasma konvalesen di Makassar rata-rata di atas 50 kantong per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Permintaan donor darah plasma konvalasen di PMI Makassar semakin meningkat di tengah pandemi COVID-19 rata-rata di atas 50 kantong per hari. "Kita tetap berupaya memenuhi permintaan itu, dengan menunggu pendonor yang masih antri," kata Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Makassar, dr Sukmawati di Makassar, Kamis (5/8).

Dia mengatakan, permintaan darah plasma di UTD PMI Makassar per Agustus 2021 terus mengalami peningkatan. Sementara pendonor diakui masih antri khususnya dari pihak Lantamal VI. Menurut dia, untuk mendapatkan pendonor darah plasma konvalasen tidaklah mudah, karena beberapa syarat harus dipenuhi.

Baca Juga

"Termasuk menjalani serangkaian pemeriksaan. Sebelumnya kita pernah screening sekitar 92 orang, tapi yang lolos dan memenuhi syarat cuma 8 orang," katanya.

Syarat pertama adalah pendonor seorang penyintas COVID-19 dan harus dibuktikan dengan hasil PCR positif COVID-19. Selanjutnya 14 hari terakhir sesudah dia sembuh itu tidak ada gejala sama sekali, lalu diperiksa kembali apakah ada penyakit menular lewat darah itu, terus diperiksa lagi anti bodinya apakah cukup untuk membantu orang yang sakit.

Semua persyaratan tersebut harus terpenuhi, barulah dinyatakan layak untuk diambil darahnya. Kemudian contoh darahnya diuji laboratorium lagi untuk memastikan tidak mengandung penyakit menular seperti level, HIV, TBC dan sebagainya. Hal itu dibenarkan salah seorang pendonor Mustafa yang ingin menyumbangkan plasma konvalesen pada keluarganya yang dirawat di RS Dadi akibat COVID-19.

"Ini lebih banyak syaratnya dibandingkan donor darah biasa, namun harus saya penuhi demi menolong keluarga," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement