Sabtu 07 Aug 2021 17:57 WIB

Kemendikbudristek Ajak Guru Jadi Duta Vaksinasi

Vaksinasi kepada guru dan anak usia 12-17 tahun masih terus dilakukan.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Hiru Muhammad
Seorang guru membantu siswa saat pendaftaran vaksinasi secara daring di SMPN 29 Kota Tangerang, Banten, Senin (26/7/2021). Pemerintah Kota Tangerang meluncurkan fitur baru di situs pendaftaran vaksinasi COVID-19 sebagai upaya mempercepat proses administrasi agar peserta vaksin tidak perlu mengantre untuk mendapatkan surat vaksinasi dan bisa meningkatkan target vaksinasi hingga mencapai 25 ribu dosis dari sebelumnya 18 ribu dosis per hari.
Foto: ANTARA/FAUZAN
Seorang guru membantu siswa saat pendaftaran vaksinasi secara daring di SMPN 29 Kota Tangerang, Banten, Senin (26/7/2021). Pemerintah Kota Tangerang meluncurkan fitur baru di situs pendaftaran vaksinasi COVID-19 sebagai upaya mempercepat proses administrasi agar peserta vaksin tidak perlu mengantre untuk mendapatkan surat vaksinasi dan bisa meningkatkan target vaksinasi hingga mencapai 25 ribu dosis dari sebelumnya 18 ribu dosis per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbudristek, Jumeri mengatakan ikhtiar untuk mengurangi learning loss salah satunya adalah dengan sekolah tatap muka. Namun, jangan sampai melupakan aspek kesehatan.

"Ikhtiar kita untuk mengurangi learning loss harus memperhatikan bahwa kesehatan menjadi prioritas pertama," kata Jumeri, dalam webinar Vaksinasi pada Peserta Didik untuk Persiapan PTM Terbatas, Sabtu (7/8).

Saat ini, vaksinasi kepada guru dan anak usia 12-17 tahun masih terus dilakukan. Jumeri mengajak agar para guru menjadi duta vaksinasi yang mengedukasi masyarakat di sekitarnya.

Menurut dia, guru di masyarakat dikenal sebagai orang yang mempunyai pengetahuan dan pintar. Oleh karenanya, guru bisa berperan bagi masyarakat untuk mendorong vaksinasi dengan berita yang tidak menyesatkan.