Ahad 08 Aug 2021 18:26 WIB

Kebakaran Hutan, Sisilia Umumkan Keadaan Darurat Enam Bulan

Kebakaran hutan berkobar di Sisilia sejak akhir Juli lalu.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Kabakaran hutan dan lahan.
Foto: Antara.
Kabakaran hutan dan lahan.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pemerintah daerah Sisilia, Italia telah menyatakan keadaan darurat dan krisis selama enam bulan. Keadaan darurat ini disebabkan kebakaran hutan yang berkobar di pulau itu sejak akhir Juli lalu.

Menurut Presiden regional, Nello Musumeci, keputusan itu didasarkan pada suhu yang sangat tinggi dan kondisi cuaca yang akan terus menghadirkan risiko dalam beberapa pekan mendatang. Mengutip Miami Herald Ahad (8/8), Sisilia, Calabria dan Apulia, merupakan daerah yang paling parah terkena dampak kebakaran baru-baru ini di Italia. Bahkan, dua orang di provinsi Reggio Calabria tewas dalam kebakaran tersebut, menurut petugas pemadam kebakaran.

Baca Juga

Terpisah, di Sardinia, pemadam kebakaran provinsi Oristano melaporkan kebakaran terjadi di akomodasi wisata pada Sabtu pagi kemarin. Pemadam mengatakan, pihaknya sudah melakukan pencegahan agar api tidak menyebar ke vegetasi terdekat. Dikatakan, tidak ada korban dalam kejadian itu.

Lebih jauh, Oristano, di pantai barat pulau Mediterania, juga dilaporkan dengan kebakaran hutan besar baru-baru ini, yang menyebabkan kerusakan parah. Temperatur yang melebihi 40 derajat Celcius, kata pemadam, menyebabkan kekeringan di seluruh bagian selatan Italia, dan memicu kebakaran.

Meski banyak yang beranggapan kebakaran itu disengaja, pihak pemadam kebakaran Italia mengatakan, bahwa pada hari Sabtu saja mereka terlibat dalam 800 intervensi. Termasuk 106 di wilayah tenggara Puglia, dan 120 di wilayah barat daya Calabria, serta 188 lainnya di Sisilia.

Dengan adanya kondisi seperti ini, Asosiasi pertanian Coldiretti menggambarkan musim panas yang ada sekarang ini sebagai cuaca yang terpanas dalam satu dekade terakhir.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement