REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran hutan hebat melanda Eropa. Musim panas di Eropa baru dilewati setengahnya. Namun, luas area yang hangus dilalap kebakaran hutan yang mengamuk mulai dari kawasan Balkan, Italia hingga Mediterania tenggara telah melampaui angka rata-rata tahunan.
Kebakaran hutan dan lahan yang membara di seluruh kawasan Eropa selatan mulai meruyak pada bulan lalu.
Para ilmuwan tidak meragukan lagi, perubahan iklim adalah pendorong utama musim kebakaran hutan ekstrem bukan hanya di Eropa melainkan juga di kawasan lainnya. Mereka juga memahami adaptasi iklim di negara-negara rawan kebakaran tidak memadai untuk menangani kebakaran hutan yang akan semakin parah.
Kita lihat mengapa negara-negara di kawasan Mediterania dan Balkan sangat rentan terhadap kebakaran hutan dan mengeksplorasi konsekuensi dari pemanasan global.
Mengapa wilayah Mediterania sangat rawan kebakaran?
Kebakaran hutan saat musim panas adalah bagian alami dan sering kali penting bagi siklus kehidupan hutan Mediterania. Pada dekade sebelum tahun 2016, tercatat sekitar 48 ribu kasus kebakaran hutan menghanguskan rata-rata 457.000 hektar hutan.
Setiap tahunnya, di lima negara di Eropa selatan kebakaran hutan paling sering terjadi yakni di Spanyol, Prancis, Portugal, Italia, dan Yunani. Menurut para ilmuwan, api melahirkan pembaruan dan dapat mendorong keanekaragaman hayati di wilayah ini.
Memang, masyarakat yang tinggal di daerah panas dan gersang di seluruh Eropa selatan telah belajar untuk mengatasi jumlah kebakaran tahunan dengan lebih baik. Mereka telag memiliki strategi pencegahan kebakaran yang lebih canggih yang mengarah pada penurunan jumlah dan luasan area kebakaran hutan secara keseluruhan sejak tahun 1980.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, makin sering peristiwa kebakaran hutan meningkat drastis, jauh melampaui besaran dan intensitas normalnya.
Kebakaran hutan dahsyat pada tahun 2017 dan 2018 merenggut ratusan nyawa di seluruh wilayah yang membentang dari Turki hingga Spanyol. Sementara areal luas di negara-negara di Eropa tengah dan utara, termasuk Swedia, juga terbakar hangus.
Peristiwa kebakaran yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti itu pasti terkait dengan kekeringan ekstrem dan gelombang panas.