REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020, Rosan P. Roeslani mengatakan seluruh kontingen Indonesia yang berpartisipasi di olimpiade Tokyo sudah berjuang sekuat tenaga untuk memberikan hasil terbaik meski belum sepenuhnya mencapai hasil memuaskan. Namun dia menegaskan semua perjuangan seluruh atlet Indonesia itu patut diapresiasi.
"Dari segi peringkat memang belum tercapai tapi Alhamdulillah kita masih bisa mencapai target medali," kata Rosan kepada Republika melalui sambungan telepon dari Jakarta, Ahad (8/8).
Pernyataan Rosan itu disampaikan setelah berkaca pada hasil klasemen akhir Olimpiade. Hasil akhir, Indonesia berada di peringkat ke-55 dengan perolehan 1 emas, 1 perak dan 3 perunggu.
Dibanding dengan Olimpiade 2016, Indonesia mengalami peningkatan dalam perolehan medali. Namun, kontingen Merah Putih gagal mencapai apa yang ditargetkan, yaitu minimal duduk di peringkat 40 besar, di mana pada 2016 lalu Indonesia duduk di peringkat ke-46.
Rosan mengatakan pihaknya akan tetap melakukan evaluasi atas perjalanan Indonesia di olimpiade Tokyo ini. Ia berharap evaluasi itu bisa menjadi masukan untuk pembenahan dan tampil lebih baik di Olimpiade Paris 2024 mendatang. Dia berharap penyumbang medali nantinya tidak hanya dari dua cabang olahraga tersebut.
"Maka harus ada pembinaan di cabor-cabor lain yang mempunyai potensi yang besar. Seperti menembak, panahan itu juga punya atlet yang berpotensi," katanya.
Rosan menilai untuk meningkatkan peluang meraih medali adalah dengan meningkatkan tingkat partisipasi. Oleh karena itu, para pengurus cabor bertanggung jawab untuk membawa atlet-atletnya lulus kualifikasi dan untuk bisa lulus kualifikasi, maka persiapan harus mulai dilakukan sejak tahun ini.
"Kita harus rajin mengirim atlet kita untuk mengikuti kualifikasi untuk mendapatkan poin. Jadi atlet yang berpotensi ini harus rajin kita kirim. Dan perencanaan dan anggaran pun harus maksimal," ujarnya.