REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Alih-alih bersekolah, Harith Mansour yang berusia 15 tahun menghabiskan hari-harinya dengan mengelola ayam. Dia meremas-remas leher, mencabuti bulu, dan mengantongi daging segar untuk pelanggan sebuah toko kecil di ibu kota Yaman, Sanaa.
Mansour adalah salah satu dari anak-anak Yaman yang bekerja. Jumlah anak-anak Yaman yang bekerja tidak diketahui.
Mereka terpaksa memberi makan keluarga dan menyewa tempat tinggal. Mansour adalah korban perang enam tahun di Yaman sehingga mendorong negara itu semakin dalam ke dalam kemiskinan dan kelaparan.
"Saya harus mengambil pekerjaan ini karena ayah saya tidak dapat menutupi biaya rumah tangga sendiri. Tidak cukup untuk sekolah atau hal-hal lain," kata Mansour yang berhenti belajar di kelas delapan.
Di tempat lain di ibu kota, Abdo Muhammad Jamales yang juga berusia 15 tahun memotong tulangan baja panjang di jalan untuk digunakan dalam struktur beton. Pertempuran di kota kelahirannya Hodeidah di Yaman barat membuat orang tua dan delapan saudara kandungnya mengungsi ke pedesaan terdekat dua tahun lalu.