Selasa 10 Aug 2021 12:59 WIB

Vaksinasi WNA Pencari Suaka, Wagub: Ini Kemanusiaan

Kemenkes sebelumnya telah mengeluarkan persetujuan bagi WNA melakukan vaksinasi.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Agus Yulianto
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Foto: Republika/Flori Sidebang
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menanggapi perihal surat yang dikirimkan oleh Gubernur Anies Baswedan kepada Menteri Kesehatan terkait usulan vaksinasi Covid-19 bagi Warga Negara Asing (WNA) pencari suaka. Menurut Ariza, hal ini menyangkut urusan kemanusiaan.

"Jadi kita tidak membedakan agama, suku, adat daerah mana. Jakarta melayani semua masyarakat, bahkan WNA kita layani secara baik," kata Ariza di Balai Kota Jakarta, Selasa (10/8).

Meski demikian, Ariza belum menjelaskan secara rinci mengenai teknis pelaksanaan usulan tersebut. Dia juga belum mengetahui kapan vaksinasi bagi para pencari suaka itu akan dilakukan. "Nanti kita tunggu jadwalnya," ujar dia. 

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengirimkan surat kepada Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengenai usulan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi Warga Negara Asing (WNA) pengungsi dan pencari suaka di Jakarta. Surat itu memiliki nomor 297/-1.772.1. 

Dalam surat tertanggal 12 Juli 2021 tersebut, Anies menyampaikan bahwa Pemprov DKI terus berupaya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi bagi seluruh penduduk berusia 12 tahun keatas. Pihaknya juga mengapresiasi upaya Kemenkes yang sebelumnya telah mengeluarkan persetujuan bagi WNA untuk melakukan vaksinasi secara mandiri melalui vaksin gotong royong (VGR).

Baca juga : Ini Daftar Daerah Jawa-Bali Terapkan PPKM Level 2, 3 dan 4

Namun, sambung dia, berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan vaksinasi di Jakarta, terdapat WNA yang rentan terhadap penularan Covid-19 dan tidak memungkinkan untuk menggunakan vaksin gotong royong. Mereka adalah WNA yang berstatus pengungsi dan pencari suaka.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement