Rabu 11 Aug 2021 17:22 WIB

Restrukturisasi Melandai, BRI Optimistis Ekonomi Mulai Pulih

Manajemen risiko BRI mencatat angka penurunan restrukturisasi kredit terdampak Covid

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berkomitmen untuk memberdayakan pelaku usaha di segmen UMKM.  Pertumbuhan ekonomi yang tercatat sebesar 7,07 persen pada kuartal II 2021 membumbungkan asa optimisme kebangkitan ekonomi nasional di kalangan pelaku industri keuangan. Senada dengan hal tersebut, pencapaian kinerja BRI hingga kuartal II 2021 tercatat tumbuh positif.
Foto: istimewa
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berkomitmen untuk memberdayakan pelaku usaha di segmen UMKM. Pertumbuhan ekonomi yang tercatat sebesar 7,07 persen pada kuartal II 2021 membumbungkan asa optimisme kebangkitan ekonomi nasional di kalangan pelaku industri keuangan. Senada dengan hal tersebut, pencapaian kinerja BRI hingga kuartal II 2021 tercatat tumbuh positif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi yang tercatat sebesar 7,07 persen pada kuartal II 2021 membumbungkan asa optimisme kebangkitan ekonomi nasional di kalangan pelaku industri keuangan. Senada dengan hal tersebut, pencapaian kinerja BRI hingga kuartal II 2021 tercatat tumbuh positif. 

Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan salah satu indikator kinerja BRI yang menunjukkan sinyal pemulihan ekonomi nasional yakni terus menurunnya angka restrukturisasi kredit terdampak covid-19. 

Agus menyampaikan restrukturisasi kredit terdampak covid-19 di BRI telah mencapai sebesar Rp 175,2 triliun atau turun sebesar Rp 56,53 triliun hingga akhir Juni 2021. 

"Sampai Juni, kita sudah on track. Total restrukturisasi covid kita sudah turun kurang lebih Rp 56,53 triliun dari akumulasi total loan restructure covid sebesar Rp 231,5 triliun. Selama ini di posisi Juni 2021 itu porsinya tinggal Rp 175,2 triliun. Jadi ada penurunan sebesar Rp 56,53 triliun yang sebagian besar berasal karena adanya pembayaran, yaitu sebesar Rp 44,3 triliun," ujar Agus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (11/8).