REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan uji coba internasional untuk mengetahui apakah pengobatan dapat memperbaiki kondisi pasien dengan infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) yang dirawat di rumah sakit.
Ketiga obat tersebut adalah artesunate, imanitib, dan infliximab. Masing-masing akan diuji pada ribuan pasien Covid-19 secara sukarela di lebih dari 600 rumah sakit di 52 negara dan wilayah.
"Menemukan terapi yang lebih efektif dan mudah diakses untuk pasien Covid-19 tetap menjadi kebutuhan kritis," ujar sekretaris jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir Shine.cn, Kamis (12/8).
Artesunate dikenal sebagai obat untuk malaria dengan gejala berat, sementara imanitib adalah obat yang digunakan untuk jenis kanker tertentu, dan infliximab merupakan pengobatan untuk gangguan sistem kekebalan tubuh seperti Crohn dan rheumatoid arthritis.
Penelitian yang terkoordinasi di puluhan negara memungkinkan uji coba dilakukan untuk menilai sejumlah pengobatan atau perawatan menggunakan satu protokol. WHO mengatakan bahwa ini dapat menghasilkan prediksi lebih kuat mengenai efek obat terhadap kematian, termasuk efek moderat.
Obat-obatan tersebut dipilih oleh panel ahli independen karena potensinya dalam mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Ketiganya disumbangkan untuk uji coba oleh produsen dan sudah dikirim ke rumah sakit yang terlibat.
Baca juga : Ini Sanksi Jika Mal Langgar Protokol Kesehatan Selama PPKM
Sebelumnya, pengujian artesunate, imatinib, dan infliximab pada pasien Covid-19 telah memasuki tahap kedua. Percobaan sebelumnya menemui jalan buntu, dengan melibatkan hampir 13.000 pasien di 500 rumah sakit di 30 negara.
Hasil sementara yang dikeluarkan pada Oktober menunjukkan bahwa remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir, dan interferon memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Menurut Tedros, WHO sejauh ini melakukan banyak pengujian untuk perawatan Covid-19, termasuk di antaranya adalah oksigen, deksametason, dan IL-6 blocker.
“Tetapi kami membutuhkan lebih banyak, untuk pasien di semua ujung spektrum klinis, dari penyakit ringan hingga berat," kata Tedros.
Kelompok Penasihat Terapi Covid-19 dari WHO merekomendasikan untuk mengevaluasi sifat anti-inflamasi artesunate, yang telah banyak digunakan dalam pengobatan malaria dan penyakit parasit lainnya selama lebih dari 30 tahun, dan dianggap sangat aman. Sebuah uji klinis acak di Belanda melaporkan bahwa imatinib, penghambat tirosin kinase molekul kecil, yang dapat memberikan manfaat klinis pada pasien Covid-19 di rumah sakit.
Sementara itu, infliximab telah menunjukkan kemanjuran dan keamanan dalam membatasi peradangan spektrum luas, termasuk pada populasi lanjut usia yang paling rentan secara klinis terhadap Covid-19.
Baca juga : Jakarta Herd Immunity, Epidemiologi: Wah Masih Jauh Sekali