Ahad 15 Aug 2021 00:10 WIB

4 Bukti Keterkaitan Risalah Kenabian dengan Ekonomi

Risalah kenabian mengajak pentingnya prinsip keadilan ekonomi

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Risalah kenabian mengajak pentingnya prinsip keadilan ekonomi. Ilustrasi pembangunan ekonomi
Foto:

Ketiga, hubungan antara keutuhan bangsa dengan status ekonominya. Allah SWT berfirman:  

وَلَوْ اَنَّهُمْ اَقَامُوا التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِمْ مِّنْ رَّبِّهِمْ لَاَكَلُوْا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ اَرْجُلِهِمْۗ

"Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Alquran ) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka." (QS Al Maidah 66). Dan Allah SWT berfirman:  

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ  "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (QS Al Araf 96). 

Melalui ayat-ayat tersebut terlihat adanya hubungan dan keterkaitan objektif dan kondisional antara tingkat dan derajat keutuhan bangsa dan tingkat kelimpahan amal, kelimpahan produksi, dan kemakmuran serta kemakmuran bangsa. 

Dengan kata lain, ayat-ayat ini menegaskan kepada kita hubungan langsung antara keadilan distributif, kelimpahan dan kemakmuran produksi dan situasi ekonomi dalam masyarakat. Dan Allah SWT berfirman: 

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ 

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." (QS Ath Thalaq  2-3) 

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa kesalehan dan ketergantungan pada Tuhan diikuti efek langsung dan tidak langsung, diwakili dalam pemeliharaan ilahi, kebijaksanaan ilahi, dan dukungan dalam kehidupan ekonomi dan sosial. 

Keempat, hubungan individu dengan masyarakat. Allah SWT berfirman: 

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ  "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (QS Ar Rad  11). 

Ayat ini menegaskan kepada kita sejauh mana hubungan erat antara individu dan masyarakat dalam bentuk dan isinya, antara kandungan eksternal individu dan bangsa, dan antara kandungan internalnya. Allah SWT berfirman: 

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ "Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri." (QS Al Anfal 53).  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement