Selasa 17 Aug 2021 00:05 WIB

Membaca Ekspresi Jokowi di Sidang Tahunan MPR 2021

Menurut pakar gestur, Jokowi tunjukkan ekspresi kemarahan di beberapa segmen pidato.

Red: Reiny Dwinanda
Presiden Joko Widodo mengepalkan tangan saat menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR Tahun 2021 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/8/2021).
Foto:

Selanjutnya, Monica kembali menemukan emosi kemarahan saat Presiden memaparkan kinerja lembaga-lembaga negara dalam menanggulangi pandemi, salah satunya BPK RI yang sudah berinovasi mewujudkan akuntabilitas. Presiden lalu mengatakan, "Saya mengapresiasi upaya-upaya BPK untuk memberikan informasi temuan pemeriksaan agar ditindaklanjuti oleh pemerintah, baik di pusat maupun di daerah".

"Beliau antara statement berbeda dengan ekspresinya. Pernyataannya seperti itu, tetapi kontra dengan ekspresinya, ada kemarahan," tutur Monica.

photo
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR Tahun 2021 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/8/2021). - (AP/Achmad Ibrahim/AP POOL)

Kemarahan berikutnya, saat Presiden mengaku paham pada kepenatan hingga kesusahan yang dialami masyarakat selama pandemi. Di tengah kritikan yang diterima, pemerintah berusaha menjawabnya dengan pemenuhan tanggung jawab.

Jokowi lalu mengatakan, "Terima kasih untuk seluruh anak bangsa yang telah menjadi bagian dari warga negara yang aktif, dan terus ikut membangun budaya demokrasi".

Monica menemukan ada ekspresi halus (subtle expression) pada bagian "Terima kasih untuk seluruh anak bangsa yang telah menjadi bagian dari warga negara yang aktif", diikuti kemarahan kala menuturkan pada kalimat setelahnya, yakni "...dan terus ikut membangun budaya demokrasi".

"Jadi ekspresinya terharu karena suaranya bergetar dan hampir menangis. Ini kemungkinan beliau juga mengapresiasi anak bangsa yang kemarin sudah menang di Olimpiade, atau para pahlawan yang membantu warga dengan beragam aplikasi anak muda," ujar dia.

"Dan dilanjutkan dengan terus ikut membangun budaya demokrasi. Di sini ada mikroekspresi kemarahan, saya mensinyalir ini ditujukan kepada anak-anak muda yang justru malah berdemo, misalnya yang mengatakan Presiden sebagai "king of lip service"," kata Monica.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement