REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- European Medicines Agency (EMA) secara aktif terus menyelidiki efek lanjutan dari vaksin Pfizer dan Moderna. Utamanya, berkaitan dengan tiga kondisi baru yang banyak dilaporkan penerima vaksin.
Badan pengawas obat Eropa yang berkantor pusat di Amsterdam, Belanda, itu meninjau hubungan sebab-akibat antara vaksin dengan eritema multiforme. Gangguan kulit tersebut kerap kali dipicu oleh infeksi virus.
Eritema multiforme lazimnya ditandai dengan kemunculan lesi berbentuk bulat yang juga dapat memengaruhi selaput lendir di rongga tubuh bagian dalam. Kondisi lain yang ditinjau adalah dua jenis gangguan ginjal.
Jenis pertama ialah sindrom nefrotik yang menyebabkan tubuh mengeluarkan terlalu banyak protein dalam urine. Kedua, glomerulonefritis yang menyebabkan peradangan pada filter kecil di ginjal.
Gejala dari gangguan ginjal adalah kelelahan, urine berdarah atau berbusa, serta edema/pembengkakan pada kelopak mata, kaki, atau perut. Meskipun, beberapa pasien melaporkan sudah mengidap penyakit ginjal sebelum vaksin.
Selain tiga kondisi yang telah disebutkan, EMA juga tengah mendalami efek samping vaksin terhadap siklus menstruasi. Vaksin yang ditinjau adalah semua vaksin adenovirus dan mRNA Covid-19 yang tersedia.