REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wawasan terkait penerapan dan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dinilai perlu terus diberikan kepada para pelaku UMKM. Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad mengatakan, selain meningkatkan mutu, SNI juga menciptakan kepercayaan masyarakat luas sebagai konsumen untuk menjamin kesehatan, keselamatan, serta keamanan produk bagi penggunanya.
Menurut dia, sesuai Undang-Undang Nomor 20 tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, BSN melakukan kerjasama dengan kementerian dan lembaga dan/atau pemerintah daerah.
"Kerjasama ini juga bisa dilakukan dengan pihak terkait lainnya untuk melakukan pembinaan serta memfasilitasi sertifikasi SNI kepada UMKM sehingga UMKM semakin berdaya saing hingga dapat mencapai kancah internasional,“ kata dia Seminar nasional bertajuk 'UMKM Bangkit Melalui Penerapan SNI' yang digelar Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (Inotek) bersama Sampoerna, Senin (16/8).
Ketua Dewan Penasihat INOTEK Foundation Ilham Habibie mengatakan, standardisasi produk bagi UMKM ini adalah upaya untuk menjaga kualitas produk dan efisiensi usaha. "Jika UMKM sudah memiliki standardisasi, maka daya saing usaha akan semakin kuat dan kemampuan UMKM untuk go global dapat dicapai," ujar dia.
Senada dengan Ilham, Staf Khusus Menteri Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari menyampaikan, standardisasi menjadi penting agar UMKM siap bertarung di pasar global maupun dalam negeri. Hal ini sebagai bentuk keberpihakan pemerintah dalam rangka peningkatan daya saing UMKM di tingkat nasional maupun global.
“Kami mengapresiasi langkah kerja sama antar pihak seperti melalui program ini untuk mengedepankan UMKM Indonesia,” kata Fiki.
Kepala Urusan Eksternal Sampoerna, Ishak Danuningrat, mengatakan, komitmen pihaknya dalam mendukung pertumbuhan UMKM khususnya untuk dapat tetap bertahan dan bertumbuh di masa pandemi akan terus diperkuat. “Kami mendukung geliat UMKM untuk terus bertumbuh sebagai salah satu penggerak utama perekonomian nasional,” kata Ishak.