Selasa 17 Aug 2021 10:47 WIB

Keutamaan Puasa 9 dan 10 Muharram

Ada keutamaan puasa 9 dan 10 Muharram.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Keutamaan Puasa 9 dan 10 Muharram. Foto:    Waktu-Waktu Berpuasa di Bulan Muharram
Foto: Dok Republika
Keutamaan Puasa 9 dan 10 Muharram. Foto: Waktu-Waktu Berpuasa di Bulan Muharram

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam menjalani bulan Muharram, ada dua hari di mana umat Muslim menjalani puasa. Dua hari ini adalah tanggal 9 dan 10 Muharram, dimana dikenal dengan puasa 'Asyura.

Hari 'Asyura sendiri terjadi setiap tanggal 10 Muharram. Tradisi puasa 'Asyura sangat kuno, dimana Nabi SAW dan para sahabat biasa berpuasa pada 10 Muharram, ketika mereka berada di Makkah (sebelum hijrah).

Baca Juga

Puasa pada hari Asyura adalah pahala besar dalam Islam. Dalam HR Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Puasa Asyura (adalah pahala yang besar), saya berharap bahwa Allah akan menerimanya sebagai penghapus (dosa yang dilakukan di) tahun sebelumnya".

Sementara, puasa pada 9 Muharram sangat dianjurkan oleh Nabi. Dalam HR At-Tirmidzi, Ibnu Abbas berkata, "Kita harus berpuasa pada dua hari: tanggal 9 dan 10 Muharram untuk membedakan diri kita dari komunitas Yahudi".

Dilansir di About Islam, Selasa (17/8), mantan Presiden Masyarakat Islam Amerika Utara, Dr. Muzammil H. Siddiqi, menjelaskan keutamaan puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Ia menyebut puasa pada 9 dan 10 Muharram merupakan sunnah Rasulullah SAW.

Nabi biasa berpuasa pada hari Asyura. Ketika dia datang ke Madinah, dia menemukan orang-orang Yahudi di Madinah juga berpuasa pada hari ini untuk mengingat Nabi Musa.

Nabi mengagumi tradisi ini dan berkata kepada orang-orang Yahudi, "Saya lebih dekat dengan Musa daripada Anda". Nabi lantas ikut berpuasa dan menyuruh para sahabat untuk berpuasa pada hari ini.

Kemudian, sebelum akhir hayatnya, Nabi menyuruh umat Islam untuk menambahkan hari ke-9 juga saat berpuasa. Oleh karena itu, dianjurkan untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram.

Selain itu, Almarhum Syekh Sayyid Sabiq dalam bukunya yang terkenal, Fiqh As-Sunnah, menyatakan Abu Hurairah melaporkan: "Saya bertanya kepada Nabi SAW, 'Shalat manakah yang paling utama setelah shalat wajib?', Beliau menjawab, 'Sholat tengah malam'. Saya bertanya, 'Puasa manakah yang paling baik setelah Ramadhan?', Dia berkata, 'Bulan Allah yang kamu sebut Muharram'".

Humayd bin Abd al-Rahman bin Auf mendengar Muawiyah bin Abi Sufyan berkata dari mimbar pada hari Asyura, di tahun ia melakukan haji. Muawiyah bin Abi Sufyan berkata, "Hai penduduk Madinah, di mana orang-orang terpelajar kalian? Saya mendengar Rasulullah SAW mengatakan tentang hari ini, 'Ini adalah hari Asyura, dan puasa itu tidak disyariatkan bagimu. Aku sedang berpuasa, barang siapa di antara kalian yang ingin berpuasa boleh melakukannya, dan barang siapa yang tidak mau, tidak wajib'".

Patut dicatat, ulama Muslim telah menyatakan puasa Asyura ada tiga tingkatan sebagai berikut:

1- Puasa tiga hari, yaitu pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram

2- Puasa tanggal 9 dan 10 Muharram

3- Puasa hanya tanggal 10 Muharram.   

Sumber:

https://aboutislam.net/counseling/ask-the-scholar/fasting/what-are-the-merits-of-fasting-on-muharram-9-and-10/

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement